Timbulkan Kerugian di Sektor Bisnis, Turki Bakal Temui Petinggi Instagram Usai Lakukan Pemblokiran
ERA.id - Pemerintah Turki akan mengadakan pertemuan dengan pejabat Instagram setelah memblokir akses ke platform media sosial itu pekan lalu. Pemblokiran ini terkait dengan tuduhan yang menyebut Instagram menghapus pemberitaan belasungkawa atas kematian petinggi hamas Ismail Haniyeh.
Dalam pernyataannya di X, Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Abdulkadir Uraloglu mengatakan pihaknya sudah betemu dengan pejabat Instagram pekan lalu untuk membahas persoalan ini. Selama pertemuan itu, Uraloglu menyampaikan beberapa hal soal hukum Turki.
"Dalam pertemuan tersebut, kami sampaikan kepekaan kami terkait kepatuhan terhadap hukum Republik Turki. Kami akan bertemu lagi dengan mereka sore ini," katanya di X.
Uraloglu berharap pertemuan yang akan kembali dilakukan dengan pihak Instagam akan berjalan dengan baik dan bisa sesuai dengan yang diharapkan
"Kami berharap mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kami. Kami berharap perkembangan positif akan terjadi," katanya.
Di sisi lain, juru bicara Meta mengatakan sebagai akibat dari pemblokiran akses Instagram di Turki, jutaan orang kehilangan kontak dengan keluarga mereka. Begitu pula dengan jaringan bisnis yang mengandalkan Instagram mengalami gangguan.
"Sebagai akibat dari pemblokiran Instagram di Turki, jutaan orang kehilangan cara sehari-hari mereka untuk terhubung dengan keluarga dan teman, dan bisnis tidak lagi dapat menjangkau pelanggan mereka dengan cara yang sama," kata Meta, dikutip Reuters, Senin (5/8/2024).
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk memulihkan layanan kami," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Komunikasi Turki Fahrettin Altun mengkritik Instagram atas tuduhan "penyensoran, murni dan sederhana," atas larangan unggahan belasungkawa untuk Haniyeh setelah pembunuhannya di ibu kota Iran, Teheran, pada tanggal 31 Juli.
Berdasarkan hal itu, pemerintah Turki pun memutuskan untuk memblokir akses Instagram karena dinilai tidak adil dalam menyebarkan pemberitaan. Aksi pemblokiran itu pun menuai protes keras dari ribuan orang di X.
Turki sendiri berada di peringkat kelima di dunia dalam hal penggunaan Instagram, dengan lebih dari 57 juta pengguna, setelah India, AS, Brasil, dan Indonesia, menurut platform data Statista.
Pemantau internet NetBlocks memperkirakan larangan akses Instagram merugikan ekonomi Turki sekitar 11,5 juta dolar AS (Rp186 miliar) setiap hari. Sedangkan asosiasi bisnis e-commerce Turki ETID memperkirakan bahwa bisnis Turki menghasilkan sekitar 900 juta lira (Rp436 miliar) pendapatan dari Instagram setiap hari.