PM Inggris Kumpulkan Tokoh Senior Kabinet dan Polisi untuk Bahas Kerusuhan Sayap Kanan

ERA.id - Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer memimpin rapat darurat COBRA bersama para pejabat kepolisian pada Senin (5/8/2024), di tengah meluasnya kerusuhan sayap kanan di seluruh kota di Inggris.

COBRA merupakan singkatan dari Cabinet Office Briefing Room A atau 'ruang A untuk pertemuan kabinet'. Itu dirancang untuk mempertemukan semua pembuat keputusan dan penasihat utama di satu tempat.

PM Keir Starmer mengumpulkan tokoh-tokoh senior kabinet untuk membahas tanggapan pemerintah dan polisi terhadap kerusuhan yang sedang berlangsung.

Demonstrasi yang bereskalasi menjadi aksi kekerasan dan kerusuhan terburuk di Inggris dalam beberapa tahun itu, meletus setelah insiden penikaman massal oleh seorang remaja berusia 17 tahun yang menewaskan tiga gadis muda di Southport minggu lalu.

Kelompok sayap kanan lalu menyebarkan informasi palsu melalui media sosial yang menuduh pelaku merupakan seorang imigran muslim. Padahal, menurut hukum di Inggris, identitas pelaku pidana di bawah 18 tahun dirahasiakan.

Pihak kepolisian telah melakukan upaya meredam kekerasan di Rotheram, Middlesbrough, Bolton, dan beberapa lokasi lainnya di seluruh negeri pada Senin (5/8/2024).

Dilansir dari Anadolu, selama akhir pekan lalu, lebih dari 150 orang ditangkap saat kerusuhan di sejumlah kota besar dan kecil di Inggris.

Saat pidato di depan umum pada Minggu (4/8/2024), PM Starmer mengutuk "premanisme sayap kanan" dan bersumpah bahwa para perusuh akan menyesali tindakan mereka.

Meningkatnya kekerasan baru-baru ini telah mendorong seruan dari lebih banyak anggota parlemen agar parlemen dipanggil kembali untuk membahas kerusuhan tersebut.

Parlemen terakhir kali dipanggil pada musim panas 2021 saat evakuasi pasukan Inggris dari Afghanistan.

Anggota parlemen Partai Buruh Diane Abbott mengatakan di X, "Kerusuhan anti-imigran nasional dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengancam nyawa, harta benda, dan kepolisian. Kita perlu mengadakan kembali pertemuan Parlemen."