Kadernya Dukung Jokowi, PAN: Ada Kebohongan Terorganisir
"Kami menggeleng-gelengkan kepala. Ada sebuah kebohongan terorganisir dibalik itu, mungkin tujuannya untuk mencari keuntungan pribadi," tutur Eddy di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (13/12) malam.
Oleh karena itu, Eddy bilang PAN telah menonaktifkan kepengurusan kadernya yang mendukung Jokowi sebagai sanksi atas pelanggaran kesepakatan partai dalam mengusung paslon Prabowo-Sandiaga.
"Kader yang melakukan (dukungan) di Sumatera itu kader yang tidak produktif, tidak aktif, duduk dikepengurusan pun tidak. Yang hadir dideklarasi itu orang-orang yang dibajuin PAN, dan bajunya juga salah," kata dia.
Eddy namun menepis adanya anggapan terjadi perpecahan dalam kepengurusan partainya. Menurut dia, hingga saat ini partai besutan Amien Rais masih solid.
"Nggak lah. Mereka non pengurus dan kader non produktif. Kami justru menduga mereka memanfaatkan momen ini untuk mencari manfaat pribadi dengan melakukan deklarasi kepada paslon 01. Semuanya solid dan terkendali," tuturnya.
Meski demikian, Eddy mengakui jika sejumlah kadernya itu tetap memiliki suara kepemilihan pada Pileg 2019. Oleh karenanya, ia tetap membolehkan mereka untuk tetap nyaleg.
"Pak Muhidin tetap caleg dan berikan kursi untuk pan. Gak akan berubah. Dengan pengaruh yg besar dan ketokohan yang besar dia punya kans yang besar di DPR dari PAN," jelasnya.
Supaya kamu tahu, pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) di daerah kembali menyatakan dukungannya kepada pasangan capres cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Setelah sebelumnya oleh DPD PAN Kabupaten Tanah Bumbu, kini giliran Pengurus DPW PAN Provinsi Kalimantan Selatan yang memberikan dukungannya.
Pemberian dukungan itu disampaikan langsung oleh Ketua DPW PAN Kalimantan Selatan, Muhidin, lewat deklarasi yang di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kami mendukung kemenangan Jokowi dan KH Ma'ruf Amin di Kalimantan Selatan," ujar Muhidin, Minggu (9/12) lalu.