Benarkah Mesin Pencuci Piring Boros Listrik? Ini 5 Mitos dan Fakta Dishwasher yang Jarang Diketahui

ERA.id - Dishwasher atau mesin pencuci piring merupakan salah satu inovasi paling menguntungkan bagi masyarakat modern.

Di tengah sibuknya kegiatan di luar rumah, banyak masyarakat modern sangat mengandalkan asisten rumah tangga (ART) untuk menyelesaikan banyak pekerjaan di rumah.

Namun, beberapa kegiatan mulai dari memasak, menyiapkan keperluan anak, membersihkan rumah hingga kegiatan mencuci seringnya masih dilakukan secara manual.

Dengan teknologi, kegiatan mencuci piring dapat diotomas yaitu menggunakan dishwasher. Hadirnya mesin pencuci piring membuat ART dapat lebih multitasking dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.

Selama mesin pencuci piring melakukan tugasnya, ART dapat memprioritaskan tugas lain yang membutuhkan perhatian manual. Hal ini selain dapat meningkatkan efisiensi kerja juga mengurangi beban fisik mereka dalam bekerja.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak mempertimbangkan mesin pencuci piring karena kehadiran ART.

Padahal, selain mesin pencuci piring ini menyempurnakan kinerja ART, teknologi alat rumah tangga ini memiliki beberapa keunggulan lainnya. Berikut adalah beberapa fakta dari manfaat mesin pencuci piring serta mitos-mitos yang 'menyertainya', dari keterangan resmi Bosch Home Appliances Indonesia.

Mitos 1: Dishwasher membuat biaya listrik melonjak tinggi

Fakta: Mesin pencuci piring modern dirancang untuk efisiensi energi yang dilengkapi dengan siklus pencucian yang optimal dan teknologi pengeringan yang mengurangi konsumsi energi. Dalam jangka panjang, mesin pencuci piring dapat membantu mengurangi biaya listrik rumah tangga.

Dishwasher Bosch misalnya yang didukung dengan mode Eco memungkinkan nilai konsumsi listriknya akan lebih murah lagi. Dalam mode Eco, Dishwasher free-standing compact Bosch Series 6 (SKS68BB008) hanya membutuhkan Rp1.037 atau 0,61 kWh per siklusnya (dengan perkiraan tarif dasar listrik Rp1.700 per kWh).

Sebagai perbandingan kalau dihitung dengan 1 kali pencucian setiap harinya, mencuci dengan dishwasher lebih murah dari sebungkus mie instan, sekaleng soda bahkan bayar parkir selama 1 jam.

Mitos 2: Dishwasher menggunakan lebih banyak air

Fakta: Mesin pencuci piring modern dirancang untuk menggunakan jumlah air yang tepat untuk setiap siklus pencucian.

Dibandingkan dengan mencuci piring secara manual dengan air mengalir dapat menghabiskan lebih banyak air, hingga 40 liter, atau setara 2 galon. Studi Universitas Bonn yang dimuat oleh Choice.com mendapati bahwa untuk mencuci 144 item secara manual memerlukan 100 liter air loh. Jadi lebih hemat kan? 

Soal penggunaan air, jumlah air yang dibutuhkan dishwasher Bosch sekitar 8 liter atau sekitar Rp70 (tarif PDAM Rp7.450/m3). Jumlah air yang digunakan ini untuk satu siklus pencucian menggunakan mode Eco di suhu 50 derajat celcius.

Kalau dihitung dengan 1 kali pencucian setiap harinya, penggunaan air dan listrik dalam sebulan juga lebih hemat hanya sekitar Rp49 ribu saja.

Bahkan untuk semakin menghemat penggunaan air, dishwasher Bosch juga dilengkapi teknologi ActiveWater Eco yang hanya menghabiskan sekitar 8 liter saja. Teknologi pembilasan yang inovatif ini memaksimalkan efisiensi dan memastikan pembilasan yang ramah lingkungan dan hasil pencucian terbaik.

Mitos 3: Dishwasher hanya cocok untuk alat dapur kecil tertentu

Fakta: Dishwasher dapat menangani berbagai jenis peralatan makan, masak, dan wadah lainnya.

Desain pada rak dishwasher dapat yang dapat disesuaikan. Pengguna dapat mengatur ruang dalam mesin untuk memuat berbagai ukuran dan bentuk peralatan makan dengan efisien. 

Misalnya pada dishwasher Bosch Seri 4 dengan lebar 60 cm. Dishwasher ini didukung sistem triple rackmatic, dimana ketinggian keranjang atas dapat dengan mudah disesuaikan hingga 5 cm.

Hal tersebut memungkikan dishwasher untuk menampung hingga 100 utensil di satu siklus pencucian. Termasuk wajan, panci, dan peralatan masak bisa dengan sempurna dibersihkan.

Mitos 4: Dishwasher tidak membersihkan piring dengan baik

Fakta: Berbagai mesin pencuci piring menawarkan berbagai siklus pencucian, mulai dari siklus ringan untuk piring yang tidak terlalu kotor hingga siklus intensif untuk peralatan masak yang berat dengan hasil bersih dan higienis. Selain itu, dilengkapi dengan teknologi pengeringan yang efisien untuk mengurangi waktu pengeringan dan konsumsi energi.

Untuk tingkat higienis yang maksimal, dishwasher menggunakan air panas yang dapat menghilangkan kuman yang menempel pada piring, panci, dan peralatan dapur lainnya.

Suhu panas yang digunakan pun hingga 70 derajat celcius. Dishwasher Bosch bahkan didukung fitur HygienePlus yang bisa membunuh 99,99% virus dan bakteri.

Residu bahan kimia sabun pencuci piring pun dipastikan tidak akan tertinggal berkat fitur Aquasensor yang akan mendeteksi kekeruhan air sehingga hasil akhir terjamin bersih sempurna dari kotoran maupun sisa sabun. 

Mitos 5: Dishwasher membuat kebisingan dalam rumah

Fakta: Ada beberapa tipe mesin pencuci piring modern yang dilengkapi dengan teknologi EcoSilence Drive yang memberikan proses pembersihan dengan performa tinggi dengan emisi kebisingan yang rendah.

Selain efisiensi waktu dan pekerjaan, khususnya bagi mereka yang memiliki asisten rumah tangga, penggunaan air dan energi juga menjadi lebih hemat dibandingkan dengan mencuci piring secara manual.

Dengan semakin sadarnya masyarakat akan efisiensi dan keberlanjutan, penggunaan dishwasher menjadi solusi yang populer untuk memenuhi kebutuhan harian dapur masa kini.

President Director Bosch Home Appliances Indonesia, Anil Narula menambahkan pengembangan teknologi yang terus dilakukan, peralatan dapur seperti dishwasher dapat menjadi solusi inovatif bagi masyarakat modern.

"Seperti halnya saat mesin cuci pakaian baru diperkenalkan, banyak mitos yang juga dipercaya oleh masyarakat. Namun, kini masyarakat lebih memilih mencuci pakaian mereka menggunakan mesin cuci, begitu pula dengan dishwasher yang ke depannya akan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan kebutuhan harian dengan lebih efisien di tengah aktivitas padatnya." katanya.