Wali Kota Nagasaki Klarfikasi Soal Tidak Undang Israel ke Peringatan Bom Atom: Bukan Alasan Politik
ERA.id - Wali kota Nagasaki menanggapi keputusan negara-negara Barat yang menolak hadir dalam upacara peringatan bom atom tahun 1945 di kota itu. Penolakan itu karena Israel tidak masuk ke dalam daftar undangan.
Pernyataan Wali Kota Nagasaki Shiro Suzuki muncul sehari setelah terungkap bahwa utusan negara-negara Barat berpotensi tidak hadir dalam acara itu. Suzuki pun menyayangkan keputusan itu dan menekankan alasan tidak mengundang Israel bukan karena masalah politik.
"Sangat disayangkan bahwa mereka telah menyampaikan kepada kami bahwa duta besar mereka tidak dapat hadir," kata Shiro Suzuki, dikutip Kyodo News, Kamis (8/8/2024).
"Kami membuat keputusan yang komprehensif bukan karena alasan politik. Kami ingin menyelenggarakan upacara yang lancar dalam suasana yang damai dan khidmat," imbuhnya.
Wali kota awalnya menunda keputusan tentang partisipasi Israel, sebelum mengumumkan pada tanggal 31 Juli bahwa negara tersebut tidak akan diundang.
Pengumuman itu sayangnya langsung berdampak pada utusan sejumlah negara yang menarik diri dari acara peringatan itu, termasuk Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel yang menolak hadir.
Selain Emanuel, Duta Besar Inggris untuk Jepang Julia Longbottom juga menyatakan niatnya awal minggu ini untuk tidak menghadiri upacara perdamaian tahunan sebagai tanggapan atas keputusan kota tersebut.
Para duta besar yang mengundurkan diri dijadwalkan akan diwakili oleh menteri dan konsul jenderal masing-masing.
Para utusan mendesak Nagasaki untuk membatalkan keputusan tersebut dan mengundang Israel untuk melestarikan pesan universal dari upacara di kota tersebut. Menurut mereka, pengecualian Israel akan membuat partisipasi tingkat tinggi mereka menjadi sulit.
Sementara itu, Hiroshima mengundang duta besar Israel untuk Jepang ke upacara peringatannya, yang berlangsung pada hari Selasa.
Meskipun Israel diundang untuk menghadiri upacara perdamaian di Hiroshima, beberapa pihak mengkritik keikutsertaannya karena mencerminkan standar ganda mengingat Rusia dan Belarus dilarang untuk tahun ketiga berturut-turut karena invasi Moskow ke Ukraina.
Palestina juga dikecualikan dari acara tersebut.
Keputusan Hiroshima menuai protes, termasuk acara yang dihadiri sekitar 100 orang di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima pada malam hari setelah upacara peringatan diadakan di lokasi tersebut.