Prosesi Kirab Bendera Pusaka Merah Putih Cerminkan Semangat Persatuan dan Gotong Royong
ERA.id - Yusuf Permana, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden mengatakan, prosesi kirab bendera Pusaka Merah Putih dan teks proklamasi yang melibatkan banyak elemen masyarakat dan institusi.
Prosesi ini dinilai mencerminkan semangat persatuan dan gotong royong bangsa Indonesia. Acara kirab tersebut bukan hanya sebuah prosesi simbolis, tetapi juga cerminan dari semangat kebangsaan yang terus menyala.
Dengan membawa bendera dan teks proklamasi ke Ibu Kota Nusantara alias IKN, Indonesia menunjukkan komitmen untuk terus maju dan berkembang dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa.
Kirab sendiri merupakan bagian dari serangkaian acara dalam bulan kemerdekaan yang diharapkan dapat menyatukan dan menginspirasi seluruh rakyat Indonesia.
"Alhamdulillah, hari ini adalah hari pelaksanaan untuk kirab bendera Sang Merah Putih dan teks proklamasi," kata Yusuf dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, seperti dikutip Antara.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, bendera duplikat Sang Merah Putih dan teks proklamasi diarak dari Monumen Nasional (Monas), Jakarta menuju IKN, Kalimantan Timur pada Sabtu (10/8) ini.
Acara kirab tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kirab dipimpin oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dan diawali dengan penyerahan duplikat bendera Merah Putih dan teks proklamasi yang ada di Ruang Kemerdekaan Monas dari Kepala Sekretariat Presiden kepada Tim Purna Paskibraka Duta Pancasila.
Tim Purna Paskibraka Duta Pancasila yang bertugas sebagai pembawa bendera Merah Putih ialah Kachina Ozora dari Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan yang bertugas sebagai pembawa teks proklamasi, yaitu Keyla Azzahra Purnama dari Provinsi Sumatera Selatan.
Acara kirab juga melibatkan sekitar 180 Abang-None dari DKI Jakarta, 122 Purna Paskibraka Provinsi DKI Jakarta serta siswa-siswi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), politeknik, dan pamong praja.
Tak hanya itu, kesenian dan kearifan lokal juga turut diangkat untuk mengiringi kirab tersebut, menciptakan nuansa budaya yang kuat sepanjang perjalanan.
"Yang menarik dari kirab kali ini adalah rutenya. Biasanya, rute kirab hanya dari Monas ke Istana Merdeka, tetapi kali ini kita menciptakan sejarah dengan menyelenggarakan kirab dari Monumen Nasional menuju ke Ibu Kota Nusantara," ucap Yusuf.
Rute itu melintasi beberapa titik ikonik di Jakarta, mulai dari Patung Kuda, Jalan M.H. Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia, hingga Semanggi, sebelum akhirnya tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. Dengan jarak tempuh sekitar 14 kilometer, perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit.
Keistimewaan lain dari kirab kali ini adalah penggunaan kendaraan taktis "Maung" buatan Pindad untuk membawa bendera duplikat dan teks proklamasi.
"Ini juga salah satu cara kita mengangkat produksi dalam negeri," jelas Yusuf.
Setelah perjalanan darat di Jakarta, bendera dan teks proklamasi diterbangkan menuju Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan pesawat Boeing TNI AU. Setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, bendera dan teks proklamasi akan dibawa ke Istana Negara di IKN.
Purna Paskibraka 2023 yang bertugas membawa bendera Merah Putih, yakni Naila Aulita Alqubra Sinapoy dari Provinsi Banten, sedangkan yang bertugas sebagai pembawa teks proklamasi adalah Lilly Wenda dari Provinsi Papua Pegunungan.
Di Balikpapan, rombongan akan disambut dengan pasukan kehormatan dari Paspampres, Purna Paskibraka Provinsi Kalimantan Timur serta kearifan lokal yang melibatkan anak-anak sekolah di sepanjang rute menuju IKN.
"Karena ini merupakan sejarah kali pertama, tentu kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat dimanapun berada, warga negara Republik Indonesia untuk mendoakan supaya acara ini dapat berjalan dengan lancar, berjalan dengan baik sebagaimana harapan kita bersama," ujar Yusuf.