Warga Jaksel Disiksa di Myanmar, Korban Diancam Diamputasi Jika Keluarga Tak Bayar Tebusan
ERA.id - Warga Jakarta Selatan (Jaksel), Suhendri Ardiansyah atau Hendri (27), menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan disekap di Myanmar. Pelaku kerap menyiksa korban dan mengancam mengamputasinya.
Sepupu Hendri, Yohanna menjelaskan kejadian berawal ketika Hendri ditawari pekerjaan oleh temannya, Risky di Thailand. Risky menyebut dia sedang mencari 10 orang. Hendri ingin pekerjaan itu karena dia sudah tiga bulan tidak bekerja.
Pada 11 Juli 2024 lalu, korban berangkat ke Thailand. Sesampainya, dia bertemu Risky dan menginap di tempatnya selama beberapa hari.
Korban lalu diminta pergi ke perusahaan tempatnya bekerja di kawasan Mae Sot, Thailand. Hendri memenuhi permintaan itu dan berangkat dengan mobil yang telah disediakan.
"Nah sampai terminal, Rizki sama Hendri ini pisah. Karena di Rizki disuruh tetap stay di Thailand karena dia masih kurang sembilan orang katanya," kata Yohanna di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Hendri merasa janggal karena tak kunjung sampai di Mae Sot. Dia lalu kaget karena dibawa ke Myanmar. Korban mencoba menghubungi Risky dan mengungkapkan hal-hal di luar ekspektasinya.
"Ya sudah akhirnya, kata si Rizky sih dia udah mulai lost contact sudah nggak bisa saling menghubungi (sama Hendri), itu keterangan Rizki. Karena si Rizky ini tanggal 30 Juli kemarin sudah balik lho ke Indonesia," ucapnya.
Keluarga lalu mendapat informasi jika Hendri disiksa dan disekap selama berada di Myanmar. Pelaku meminta uang tebusan USD30 ribu jika ingin Hendri dibebaskan.
"Selama uang itu belum masuk, si Hendri sih setiap nelpon ke kita, dia selalu disiksa sama orang sana. Nggak dikasih makan juga, minum pun nunggu hujan dia baru bisa minum. Terus terakhir juga dia bilang, pas sudah beberapa kali telepon kalau memang uang segitu nggak ada, orang sana minta 30 persennya dari uang yang dia minta," ungkapnya.
"Nah pas dia nelepon orang sana minta 30 persen itu ada ancaman. Dia bilang kalau dalam waktu 4 hari keluarga Hendri nggak bisa kasih 30 persen itu nanti saudara Hendri akan diamputasi kaki atau tangannya, katanya gitu," imbuhnya.
Yohanna menyebut Risky sama sekali tidak tahu jika Hendri bakal disiksa dan disekap. Keluarga pun tak mempunyai uang untuk membayar tebusan. Karena itu, Yohana pada hari ini mendatangi Bareskrim Polri untuk membuat aduan masyarakat (dumas). Dia melakukan hal ini untuk mencari pertolongan dari pemerintah dan kepolisian.
"Kabar terakhir Hendri saat ini ya dia keadaannya yang pasti sedang tidak baik-baik saja. Karena dia bilang megang handphone aja posisi tangannya terborgol dan berada di toilet yang cuma selangkah katanya," ungkap Yohanna.