Produser Pitch Perfect: Saya Aktris Frustrasi
Jakarta, era.id - Drama komedi musikal yang sedang melejit, Pitch Perfect, baru saja rilis sekuel ketiganya pada 20 Desember lalu. Siapa sangka, di balik jenakanya film Hollywood itu, sosok produser mengaku sebagai aktris yang frustrasi.
“Saya frustrasi sebagai aktris. Saya amat jenuh,” tutur Elizabeth Banks, aktris dan produser Pitch Perfect, kepada New York Times, Rabu (20/12/2017).
Bersama suaminya, Max Handelman, Banks mendirikan rumah produksi Brownstone Productions, satu dekade silam. Film pertama yang diproduksinya adalah Surrogates (2009), diikuti Pitch Perfect (2012).
Banks mengaku lebih fokus pada produksi film yang menonjolkan feminisme. “Saya berjuang terhadap narasi maskulinis di seluruh sudut kehidupan kita,” urainya.
Instagram @elizabethbanks
Perempuan 43 tahun itu tercatat sebagai salah satu dari sedikit srikandi Hollywood yang hat trick sebagai aktris, produser, dan pebisnis.
Banks sendiri masih berakting, dan menjadi pemeran pembantu dalam sekuel Pitch Perfect sebagai Gail, komentator lomba menyanyi a capella (menyanyi tanpa iringan musik). Dia mengaku saat ini lebih menyukai peran-peran kecil dan berada di belakang layar.
Pitch Perfect 3 merupakan cerminan pengalaman pribadi Banks mengikuti tur United Service Organizations (USO) pada 2015. Seri ketiga ini bercerita tentang alumni kelompok a capella Barden Bellas yang kembali berkumpul setelah mereka lulus kuliah dan menapaki karier masing-masing.
Pitch Perfect adalah film komedi musikal tentang sekelompok mahasiswi yang membentuk grup a capella, Barden Bellas dan berjuang dalam serangkaian kompetisi. Salah satu saingan terberat mereka bahkan adalah kelompok a capella internal kampusnya sendiri.
Film yang dibintangi Anna Kendrick itu meraih sukses besar dan menduduki pendapatan terbesar pada sekuel keduanya 2015 lalu dengan raihan 280 juta dolar AS atau sekitar Rp3,64 triliun. Tahun ini, Pitch Perfect 3 harus bersaing ketat dengan popularitas film remake "Jumanji".
“Saya frustrasi sebagai aktris. Saya amat jenuh,” tutur Elizabeth Banks, aktris dan produser Pitch Perfect, kepada New York Times, Rabu (20/12/2017).
Bersama suaminya, Max Handelman, Banks mendirikan rumah produksi Brownstone Productions, satu dekade silam. Film pertama yang diproduksinya adalah Surrogates (2009), diikuti Pitch Perfect (2012).
Banks mengaku lebih fokus pada produksi film yang menonjolkan feminisme. “Saya berjuang terhadap narasi maskulinis di seluruh sudut kehidupan kita,” urainya.
Instagram @elizabethbanks
Perempuan 43 tahun itu tercatat sebagai salah satu dari sedikit srikandi Hollywood yang hat trick sebagai aktris, produser, dan pebisnis.
Banks sendiri masih berakting, dan menjadi pemeran pembantu dalam sekuel Pitch Perfect sebagai Gail, komentator lomba menyanyi a capella (menyanyi tanpa iringan musik). Dia mengaku saat ini lebih menyukai peran-peran kecil dan berada di belakang layar.
Pitch Perfect 3 merupakan cerminan pengalaman pribadi Banks mengikuti tur United Service Organizations (USO) pada 2015. Seri ketiga ini bercerita tentang alumni kelompok a capella Barden Bellas yang kembali berkumpul setelah mereka lulus kuliah dan menapaki karier masing-masing.
Pitch Perfect adalah film komedi musikal tentang sekelompok mahasiswi yang membentuk grup a capella, Barden Bellas dan berjuang dalam serangkaian kompetisi. Salah satu saingan terberat mereka bahkan adalah kelompok a capella internal kampusnya sendiri.
Film yang dibintangi Anna Kendrick itu meraih sukses besar dan menduduki pendapatan terbesar pada sekuel keduanya 2015 lalu dengan raihan 280 juta dolar AS atau sekitar Rp3,64 triliun. Tahun ini, Pitch Perfect 3 harus bersaing ketat dengan popularitas film remake "Jumanji".