Minta Maaf Usai Gagal Bebaskan Sandera, Netanyahu: Tidak Seorang Pun Bisa Menguliahi Saya

ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf karena gagal mencapai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata. Netanyahu berjanji Hamas akan membayar mahal atas kematian enam sandera yang ditahan.

Pada konferensi pers yang disiarkan televisi, Netanyahu mengatakan bahwa ia meminta maaf karena gagal menyelamatkan keenam sandera yang ditemukan tewas di sebuah terowongan di Gaza selatan. 

"Saya meminta maaf karena tidak membawa mereka kembali hidup-hidup. Kami hampir berhasil, tetapi kami tidak berhasil. Hamas akan membayar harga yang sangat mahal untuk ini," kata Netanyahu, dikutip AFP, Selasa (3/9/2024).

Selama konferensi itu, Netanyahu menjelaskan bahwa Hamas menembak bagian belakang kepala sandera yang ditahan tersebut. 

"Para pembunuh ini mengeksekusi enam sandera kami, mereka menembak mereka di bagian belakang kepala," jelasnya.  

Kegagalan Netanyahu dalam mencapai kesepakatan dengan Hamas ini juga didukung oleh pernyataan Presiden AS Joe Biden. Biden mengatakan Netanyahu tidak berbuat banyak dalam mencapai kesepakatan tersebut.

Menanggapi hal itu, Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menggurui dirinya. Dia secara tegas mengaku telah berjuang mati-matian untuk membebaskan para sandera.

"Tidak seorang pun yang lebih berkomitmen daripada saya untuk membebaskan para sandera. Tidak seorang pun dapat menguliahi saya tentang ini," tegasnya. 

Pada Senin malam, Hamas merilis sebuah video yang menunjukkan satu dari enam sandera yang jasadnya ditemukan oleh pasukan Israel di sebuah terowongan Gaza pada akhir pekan dalam kondisi masih hidup. 

Juru bicara Birgade al-Qassam, Abu Ubaida, mengatakan Netanyahu bertanggung jawab atas kematian para sandera.

"Kegigihan Netanyahu untuk membebaskan tahanan melalui tekanan militer, alih-alih menyegel kesepakatan, berarti mereka akan dikembalikan ke keluarga mereka dalam keadaan tertutup (tewas). Keluarga mereka harus memilih apakah mereka menginginkan mereka hidup atau mati," katanya.

Diketahui dari 251 sandera yang ditangkap pada 7 Oktober, sejauh ini hanya delapan yang berhasil diselamatkan hidup-hidup oleh pasukan Israel. Meskipun demikian, banyak yang dibebaskan selama gencatan senjata selama satu minggu pada November, satu-satunya sejauh ini.

Israel menyebut keenam orang sandera yang ditemukan tewas tersebut sebagai warga negara AS-Israel Hersh Goldberg-Polin, Carmel Gat, Eden Yerushalmi, Almog Sarusi, Ori Danino, dan warga negara Rusia-Israel Alexander Lobanov.