Viva Il Papa hingga Ave Maria Bergema Iringi Paus Fransiskus Menabur Berkat
ERA.id - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) hingga Stadion Madya gegap gempita menyambut kehadiran Paus Fransiskus. Sedari siang puluhan ribu umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesia tak sabar melihat lekat pemimpin tertinggi gereja Katolik.
Paus Fransiskus dijadwalkan memimpin misa akbar dihari ketiga lawatannya ke Indonesia pada Kamis (5/9/2024). Tepat pukul 16.15 WIB, mobil Toyota Innova Zenix bekelir putih dengan pelat nomor SCV 1 beserta iring-iringan pengawalan, memasuki Kompleks GBK, langsung menuju Stadion Madya.
Di sana, mobil Maung MV3 berkelir putih produksi PT Pindad sudah bertengger. Kendaraan itu akan digunakan Paus Fransiskus berkeliling menyapa umat.
"Viva il papa, viva il papa," teriak umat sesaat setelah Paus Fransiskus bergerak.
Teriakan 'Viva Il Papa' berkelindan dengan sorak sorai umat yang semakin kencang saat Paus Fransiskus menuju SUGBK. Tak hanya itu, umat juga melantuntan lagu 'Ave Maria' dengan penuh sukacita.
"Ave, ave, ave Maria. Ave, ave, ave Maria," nyanyian umat bergema dari tribune SUGBK.
Sementara, dari atas Maung MV3, Paus Fransiskus tak berhenti melembangkan tangan dan menyunggingkan senyuman ke arah umatnya.
Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio juga beberapa kali memberhentikan mobilnya hanya untuk memberikan berkat. Tercatat, ada lima anak yang beruntung bisa langsung bersentuhan dengannya.
Julukan 'the smiling pope' rupanya benar adanya. Senyum Paus Fransiskus kian mengembang seusainya menabur berkat kepada kanak-kanak.
Pun seusainya memimpin misa akbar, Paus Fransiskus menyempatkan diri memberikan berkat terakhirnya kepada seluruh umat. Gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai menyambut berkat.
"Kini kita tiba di penghujung kunjungan saya di Indonesia. Terima kasih, terima kasih atas kehangatan negara yang luar biasa besar ini," ujar Paus Fransiskus.
Sebagai informasi, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia meruopakan perjalanan terpanjangnya selama melakukan perjalanan apostolik atau perjalanan kerasulan.
Kehadirannya juga sudah berselang 35 tahun sejak kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1985.