Media Asing Soroti Kritik Netizen Indonesia Atas Beasiswa Erina Gudono
ERA.id - Beberapa media asing menyoroti kritikan netizen Indonesia atas beasiswa yang diterima menantu Presiden Joko Widodo, Erina Gudono di University of Pennysylvania, Amerika Serikat.
Sebelumnya kritikan netizen terhadap beasiswa Erina tersebut berkaitan dengan sikapnya ketika demo mengawal putusan MK berlangsung.
Demo tersebut berlangsung untuk mencegah pemerintah yang diduga mengubah UU Pilkada soal batas minimal usia calon kepala daerah agar Kaesang Pangarep ikut serta. Di tengah demo berlangsung, Erina Gudono malah memamerkan perjalanannya ke Amerika Serikat bersama sang suami, Kaesang Pangarep yang menggunakan jet pribadi dan berbelanja mewah.
Hal tersebut pun membuat Erina Gudono menerima kritikan keras dari netizen Indonesia dan mempertanyakan beasiswa S2 di School of Policy & Practice University of Pennysylvania. Netizen menilai ia tidak pantas mendapat beasiswa itu dan mengirimkan email ke universitas tersebut untuk tidak melanjutkan beasiswa Erina Gudono.
Kemudian salah satu media asing membahas polemik beasiswa Erina Gudono tersebut, yakni media pers di Universitas Pennysylvania, Daily Pennysylvania (DP). Media itu merilis artikel berjudul “Warga Indonesia desak Universitas Pennysylvania cabut beasiswa menantu presiden.
Media itu menyuarakan sejumlah kekhawatiran netizen Indonesia atas Erina Gudono yang menerima beasiswa tersebut. Mulai dari latar belakang Erina yang kuat dinilai tidak layak menerima beasiswa, hingga gaya hidupnya yang disebut mewah.
Selain DP, media asing lainnya yang menyoroti polemik beasiswa Erina Gudono adalah SCMP. Media ini menulis artikel berjudul “Warga Indonesia desak Universitas Pennysylvania cabut beasiswa menantu Jokowi”.
SCMP juga menyajikan beberapa alasan netizen mengkritik beasiswa yang diterima Erina Gudono hingga meminta Universitas Pennyslyvania mencabutnya. Mulai dari sikapnya yang dinilai tidak peka terhadap isu pemerintahan yang diprotes rakyat, hingga dugaan ia mendapatkan beasiswa karena koneksi sebagai menantu presiden.
“(Karena) sikapnya yang tak peka terhadap revisi Undang-Undang pemilu yang memicu protes keras,” tulis SCMP.
“Saya cukup yakin alasan utama dia diterima sejak awal adalah karena hubungannya sebagai menantu presiden,” cuitan netizen Indonesia yang dimuat SCMP.