Dua Bulan Tidak Miliki Pemerintahan, Prancis Akan Umumkan Jajaran Kabinet Pekan Ini
ERA.id - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan mempertimbangkan pemerintahan baru yang diusulkan oleh Perdana Menteri Michel Barnier. Susunan kabinet pemerintahan baru Prancis itu akan diumumkan pekan ini.
Beberapa sumber yang mengetahui hal ini mengatakan susunan kabinet itu mencakup wajah-wajah baru di hampir semua jabatan penting. Pembentukan pemerintahan baru Prancis ini akan mengakhiri kebuntuan selama dua setengah bulan setelah pemilihan legislatif yang penuh kontroversi.
"Barnier mengusulkan Menteri Eropa Jean-Noel Barrot sebagai menteri luar negeri," kata sumber yang dekat dengan faksi politik Macron, kepada AFP, Jumat (20/9/2024).
Meski tidak ada kejutan besar atau nama-nama besar yang masuk dalam kabinet, susunan pemerintahan baru ini meliputi menteri luar negeri, ekonomi, dan dalam negeri. Sementara menteri pertahanan akan tetap dijabat oleh Sébastien Lecornu, karena memiliki hubungan dekat dan dipercaya oleh Macron.
Selain nama Jean-Noel Barrot, Bruno Retailleau, yang memimpin faksi sayap kanan The Republicans (LR) di Senat majelis tinggi Prancis disebut akan mengambil alih kementerian dalam negeri.
Kemudian kepala komisi urusan ekonomi parlemen, Antoine Armand, dikabarkan akan dilantik sebagai menteri ekonomi.
Menyusul kabar pembentukan kabinet baru Prancis, Barnier dilaporkan berada di Istana Elysee pada Kamis (19/9) waktu setempat untuk membahas calon-calon pengisi kabinet dengan Macron.
"Daftar tersebut merupakan pemerintahan yang siap bertindak untuk melayani rakyat Prancis," kata kantor perdana menteri, seraya menambahkan pemerintahan baru akan diresmikan sebelum hari Minggu.
Macron bisa memveto usulan Barnier, tetapi tindakan tersebut akan menyebabkan ketegangan besar dengan perdana menterinya pada tahap ini. Macron disebut tidak akan menyensor nama apa pun sambil terus memastikan nama-nama yang diajukan tidak memiliki konflik kepentingan sebelum masuk pemerintahan.
Politik di Prancis menemui jalan buntu sejak pemilihan legislatif dadakan Juni-Juli yang menyebabkan parlemennya tidak memiliki suara. Barnier, mantan negosiator Brexit utama Uni Eropa dan seorang sayap kanan, ditunjuk awal bulan ini oleh Macron dalam upaya untuk memecah kebuntuan.