Joe Biden Setujui Paket Bantuan Rp8,5 Triliun ke Taiwan, China Murka?

ERA.id - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyetujui bantuan pertahanan senilai 567 juta dolar AS (Rp8,5 triliun) untuk Taiwan. Bantuan itu diberikan di tengah meningkatnya tekanan politik dan militer di negara yang memiliki pemerintahan sendiri itu. 

Dalam sebuah pernyataan singkat, Gedung Putih mengatakan Biden telah mendelegasikan menteri luar negeri untuk mengarahkan penarikan hingga 567 juta dolar AS (Rp8,5 triliun) ke Taiwan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan dan layanan pertahanan dari Departemen Pertahanan, dan pendidikan dan pelatihan militer, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (30/9/2024).

Meski mengumumkan paket bantuan, Gedung Putih tidak memberikan rincian paket tersebut, yang hampir dua kali lipat dari ukuran dukungan pertahanan senilai 345 juta dolar AS (Rp5,2 triliun), yang disetujui pada bulan Juli tahun lalu.  

Meskipun Amerika Serikat tidak secara resmi mengakui Taiwan secara diplomatis, negara itu adalah mitra utama dan penyedia utama senjata Taipei. Amerika Serikat pada bulan April tahun ini menyetujui miliaran bantuan militer untuk Taiwan dalam menghadapi China yang semakin agresif. 

Bantuan yang diberikan oleh AS ini menimbulkan kekhawatiran bagi Beijing, yang telah berulang kali meminta Washington untuk berhenti mempersenjatai pulau itu, yang diklaimnya sebagai bagian dari wilayahnya.

Beijing secara berkala menyatakan kemarahannya atas dukungan internasional untuk Taipei dan menuduh Washington mencampuri urusannya. Kemarahan itu ditunjukan secara nyata oleh Tiongkok dengan mempertahankan kehadiran jet tempur, pesawat nirawak, dan kapal perang di sekitar pulau itu hampir setiap hari.

Beijing mengatakan tidak akan pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, dan juga telah meningkatkan retorika tentang penyatuan sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Menanggapi kiriman bantuan senjata itu, Beijing memperingati AS bahwa mempersenjatai Taiwan akan menjadi bumerang. Juru bicara Lin Jian mengatakan Beijing mendesak Washington untuk berhenti mempersenjatai Taiwan dalam bentuk apa pun. 

"Kegigihan AS untuk mendukung kemerdekaan Taiwan dengan senjata hanya akan menjadi bumerang dan menyebabkan konsekuensi yang ditimbulkan sendiri," kata Lin.