Sempat Kabur Gegara Panik, Sopir Bus Sekolah di Thailand Akhirnya Menyerahkan Diri
ERA.id - Sopir bus sekolah yang terbakar di pinggiran kota Bangkok menyerahkan diri ke polisi Thailand. Sopir bus sekolah itu sempat kabur lantaran panik tidak bisa memadamkan api.
Asisten kepala kepolisian Kerajaan Thailand, Kornchai Klaiklung, mengatakan 23 orang tewas akibat insiden bus sekolah yang terbakar di provinsi Uthai Thani, Bangkok, Thailand. Sopir bus menyerahkan diri beberapa jam setelah kejadian tersebut.
"Pengemudi, yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Saman Chanput, menyerahkan diri pada Selasa malam beberapa jam setelah kebakaran," kata Klaiklung, dilansir Bangkok Post, Rabu (2/10/2024).
Chanput, kata Klaiklung, didakwa dengan tuduhan mengemudi scara ugal-ugalan yang menyebabkan kematian dan cedera, tidak berhenti untuk membantu orang lain, dan tidak melaporkan kecelakaan tersebut.
Wakil kepala kepolisian, Chayanont Meesati, yang melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus mengatakan, kondisi bus mulai kehilangan kendali saat ban depan kiri pecah dan menabrak mobil lain.
Setelah menabrak mobil lain, bus menabrak pembatas jalan beton yang menyebabkan percikan api sehingga membakar bus sepenuhnya. Sopir bus, kata Chayanont, melarikan diri karena panik tidak bisa memadamkan api.
"Pengemudi tersebut mengatakan ia berlari untuk mengambil alat pemadam kebakaran dari bus lain yang melakukan perjalanan yang sama tetapi ia tidak dapat memadamkan api dan melarikan diri karena ia panik," kata Chayanont.
Dari keterangan sopir bus, pengemudi berusia 48 tahun itu juga memberi tahu polisi bahwa bus melaju dengan kecepatan antara 70 km/jam dan 80 km/jam.
Lebih lanjut, penyidik sedang menunggu hasil forensik dan laporan tentang kondisi bus, termasuk perubahan tangki bensin, sebelum memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan terhadap operator bus.
Bus sekolah itu diketahui membawa enam guru dan 39 siswa sekolah dasar dan menengah pertama yang melakukan perjalanan dari provinsi Uthai Thani, sekitar 300 km di utara Bangkok, untuk perjalanan sekolah di provinsi Ayutthaya dan Nonthaburi pada hari Selasa (1/10).
Tim forensik meminta kepada anggota keluarga untuk memberikan sampel DNA guna membantu proses identifikasi terhadap 23 jenazah di Rumah Sakit Umum Kepolisian Bangkok.
Sementara tiga siswa dilaporkan menjalani perawatan di rumah sakit, dengan dua diantanya dalam kondisi kritis.