Soal Kemacetan Jakarta, Pramono Bakal Sediakan TransJabodetabek: Kalau Perlu Sampai Puncak

ERA.id - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut tiga, Pramono Anung, mengatakan bahwa Transjakarta tidak cukup untuk mengatasi kemacetan. Pramono akan menggagas Transjabodetabek hingga Puncak, Jawa Barat, untuk mengatasi kemacetan.

Dalam debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, isu kemacetan di Jakarta menjadi salah satu poin penting bagi ketiga paslon Cagub dan Cawagub. Pramono, menekankan bahwa isu kemacetan tidak bisa diselesaikan hanya dengan menyediakan Transjakarta.

“Transjakarta tidak cukup untuk mengatasi, menyelesaikan persoalan macet di Jakarta. Aglomerasi telah ada maka yang harus dilakulan adalah TransJabodetabek, untuk itu maka harus diatur dari ujungnya,” kata Pramono.

Selain akan menyediakan TransJabodetabek, Pramono juga akan membebaskan 15 golongan yang saat ini bebas biaya naik Busway, akan diberikan keistimewaan yang sama saat naik MRT dan LRT.

“Saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang sekarang ini sudah naik busway gratis maka mereka naik MRT dan LRT juga gratis baik dari Bekasi, dari Tangerang Selatan, dari Bogor, dan dari manapun apabila fasilitas itu ada,” tegasnya.

Pembebasan biaya dan penyediaan TransJabodetabek ini, kata Pramono, dilakukan guna mengatasi kemacetan dan berkurangnya warga yang membawa kendaraan pribadi ke Jakarta.

Pramono bahkan sesumbar pengadaan TransJabodetabek itu diharapkan bisa sampai ke wilayah Puncak dan Cianjur. Pengadaan ini, kata Pramono, agar kendaraan pribadi tidak banyak yang masuk ke Jakarta.

“Yang paling penting untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah transjaboderabek bahakan kalau perlu sampai dengan Puncak dan Cianjur,” ujarnya.

“Kenapa itu harus dilakukan? Sekali lagi untuk mengatasi supaya tidak banyak mobil atau kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta,” tutupnya.

Diketahui debat perdana Pilkada DKI Jakarta mengusung tema “Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)” dan “Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global”. Ketiga paslon saling mengutarakan visi dan misi guna mengembangkan Jakarta usai tak lagi menjadi ibu kota.