Momen Naomi Pendaki Remaja Kembali ke Pelukan Ibunya, Sempat Hilang di Gunung Slamet

ERA.id - Naomi Daviola Steyanie, salah satu siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali berpelukan dengan ibunya di kaki Gunung Slamet. Videonya viral.

Naomi sebelumnya mendaki bersama kawan-kawannya yang berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024 dan dia hilang. Meski begitu, Naomi mampu bertahan di gunung tersebut, hingga akhirnya ditemukan tim Basarnas Cilacap dan Unit Siaga SAR (USS) Banyumas dalam kondisi selamat pada Selasa (8/10) pukul 10.15 WIB.

"Naomi ditemukan sekitar 350 meter heading 120 derajat dari Pos 7 pada koordinat 7,14 derajat lintang selatan dan -109,13 bujur timur," kata Kepala Basarnas Cilacap M Abdullah, Selasa kemarin.

Naomi selanjutnya dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju Pos Pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Setelah tiba di Pos Pendakian Bambangan pada pukul 15.00 WIB, kata dia, Naomi langsung dibawa ke Puskesmas Karangreja.

"Dengan telah ditemukannya survivor, maka operasi SAR dinyatakan selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh unsur SAR yang sudah terlibat dalam proses evakuasi," kata Abdullah.

Sementara Kepala SMKN 3 Semarang Harti, di Semarang, Selasa kemarin juga ikut berkomentar. "Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa (Naomi, red.) sudah ditemukan dalam keadaan selamat," kata Kepala SMKN 3 Semarang Harti, di Semarang, Selasa kemarin.

Rombongan Naomi berangkat dari Base Camp Bambangan, Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB, dan kembali lagi ke "base camp" Minggu (6/10) pukul 21.24 WIB. Namun, Senin (7/10) pukul 11.00, ketua rombongan melapor ke pihak "Base Camp" Bambangan bahwa ada Naomi Daviola Steyanie (17), pelajar SMK di Kota Semarang, belum kembali.

Setelah mendapatkan kabar ada salah satu siswanya yang hilang ketika mendaki, ia langsung mengirimkan tim untuk membantu pencarian ke Gunung Slamet.

Harti menjelaskan bahwa siswinya itu memang dikenal aktif berorganisasi, termasuk di pramuka dan kegiatan di lapangan, seperti mendaki gunung.

"Naomi di pramuka aktif, kegiatan di lapangan juga aktif, naik gunung aktif. Kemarin ikut lomba di Bantir Sumowono. Naomi rencananya akan ikut Pramuka Garuda Nasional, tingkatan paling tinggi untuk mewakili sekolah," katanya.

Ia mengetahui anak didiknya hilang justru berawal dari adanya laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masuk tanpa keterangan di instansi tempatnya mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) itu.

Begitu mengetahui anak didiknya itu tidak berangkat PKL, ia langsung mengonfirmasi kepada orang tua dan pihak keluarga menyatakan Naomi izin untuk mengikuti kegiatan di luar. Padahal, dari pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan di luar pembelajaran.

“Dari konfimasi ini, sekolah memang tidak ada kegiatan di luar. Koordinasi dengan teman sesama PKL, didapati informasi bahwa Naomi mau 'open trip' mendaki ke Gunung Slamet. Kita pun langsung koordinasi dengan pihak Gunung Slamet dan melakukan 'tracking' dari berita-berita yang muncul," katanya.

Berkaitan dengan itu, Harti pun mengimbau orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya karena harus ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

"Komunikasi yang jujur antara anak dengan orang tua dan sekolah. Karena orang tua menyayangkan kenapa dilaksanakan sendiri, (Harus, red.) ada izin orang tua dan ada tim sehingga menghindari yang seperti ini," katanya.