Putus Jalur Jalan dan Kereta Api ke Korea Selatan, Ini Alasan Kim Jong Un
ERA.id - Korea Utara mengambil sikap tegas atas ketegangan yang terjadi dengan Korea Selatan. Sikap tegas ini ditunjukkan dengan memutus sepenuhnya jalan dan rel kereta api ke Selatan.
Staf Umum Angkatan Darat Korea Utara mengatakan bahwa tindakan ini sebagai balasan dari latihan perang yang didakan di Korea Seltan bersama Amerika Serikat.
"Sebuah proyek akan diluncurkan pertama kali pada 9 Oktober untuk sepenuhnya memutus jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan dan membentengi wilayah terkait di pihak kita dengan struktur pertahanan yang kuat," kata staf tersebut sebagaimana dilaporkan KCNA, Rabu (9/10/2024).
Pengumuman tersebut menandai peningkatan lebih lanjut dalam aktivitas di dekat garis demarkasi yang memisahkan kedua Korea, yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir hingga tahun ini.
Pada Juli, militer Korea Selatan mengatakan pihak Utara memasang ranjau darat dan penghalang di sepanjang perbatasan ketat militernya selama berbulan-bulan tahun ini meskipun ada kecelakaan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) telah diberitahu tentang masalah tersebut, tetapi menolak memberikan rinciannya.
"Korea Selatan tengah berkomunikasi dan bekerja sama erat dengan UNC terkait pengumuman Korea Utara," tambah kementerian tersebut.
UNC yang dipimpin AS adalah pasukan militer multinasional dan mengawasi urusan di Zona Demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea, yang secara teknis masih dalam keadaan perang.
Militer Korea Utara menyatakan bahwa mereka mengirimkan pesan telepon kepada militer AS di Korea Selatan pada pukul 9:45 pagi waktu setempat tuk mencegah kesalahpahaman dan konflik yang tidak sengaja terkait proyek penguatan.
Pengumuman penutupan jalan dan rel kereta tersebut disampaikan di tengah ketegangan yang sedang berlangsung di Semenanjung Korea ketika Korea Utara mengirimkan balon-balon pembawa sampah ke arah Korea Selatan dan secara terbuka mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium untuk pertama kalinya.
AS menempatkan sekitar 28.000 tentara di Korea Selatan untuk mencegah agresi Korea Utara, sebuah warisan Perang Korea tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.