Viral Truk TNI Tabrak Mobil Perempuan di Bogor, Intel Suryakancana Bela Diri, Ungkap Kronologi

ERA.id - Viral video truk dinas milik TNI yang membawa rombongan tentara, menabrak mobil warga perempuan di Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/10) silam, sekitar pukul 14.30 WIB.

Si korban yang tak terima mobilnya diserempet langsung turun, menyetop mobil pelaku, protes, dan meminta sopir bersama dua kawannya di dekat kemudi, untuk bertanggung jawab.

Selain meminta pertanggungjawaban, korban juga menagih KTP sang sopir. Maksud perempuan tersebut, agar identitas si sopir bisa dia kantongi. Sayang, si sopir berseragam hijau loreng serta memegang rokok itu, tak mau memberi kartu identitasnya dan membela diri kalau mereka juga menyelamatkan banyak nyawa.

Lagipula, rombongan TNI itu tak menabrak dari belakang, melainkan dari samping. Berlawanan arah. Setelah menjelaskan kepada korban diselingi sedikit senyum dari kawan si sopir, mobil truk itu meninggalkan korban.

Korban dalam video juga merekam kondisi mobilnya. Tampak bumper mobilnya lecet dan retak. Intinya, korban menulis kalau jalanan dari Sentul ke Leuwi Hejo itu jurangnya ada di sebelah kanan. Ini berbeda dari keterangan tentara yang bilang jurangnya berada di kiri.

Setelah viral, Kasi Intel Korem 061/Suryakancana, Kolonel CZI Joy Karter Lumi, membela anggotanya. Katanya, saat itu pihaknya sedang melakukan pengamanan VVIP.

"Kita urut kronologinya, kita akan melaksanakan olah TKP. Kita cari kebenaran yang sebenar-benarnya. Di sini ada Dandim, kenapa saya hadirkan? Kaitannya adalah pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, kita sedang melaksanakan operasi pengamanan VVIP di Sukamakmur. Dandim adalah sebagai Dansubsatgas di wilayah Sukamakmur pada saat itu," kata Joy kepada wartawan, Senin (14/10/2024).

"Tepatnya di tanjakan daerah wisata Gunung Pancar, pasukan kita yang menggunakan truk kendaraan Korem sedang mobilisasi pasukan berjumlah sekitar 31 orang dalam rangka melaksanakan tugas pengamanan VVIP," jelasnya.

Joy bilang, posisi mobil anak buahnya saat itu menanjak, jalan juga sempit dan ada jurang menganga. Sementara mobil warga melaju dari arah atas menurun ke bawah.

Si sopir truk juga, katanya, sempat memberi tanda agar diprioritaskan melaju, namun mobil si perempuan malah turun seperti biasanya.

"Dari bawah, posisi truk sudah dalam keadaan menanjak dan gigi 1. Di belakang truk milik Korem ini, ada beberapa mobil sipil. Artinya, kita harusnya sesuai dengan Undang-Undang Lalu Lintas, anggota kita mendapatkan prioritas jalan."

"Kenyataannya mobil sipil ini memaksa turun dan mengambil badan jalan kita. Anggota kita driver sudah mengalah sampai ban kiri belakang truk keluar bahu jalan. Artinya, kalau ke kiri lagi dia masuk jurang," bebernya.

Joy melanjutkan, di tengah jalan, si perempuan membanting setirnya hingga bagian belakang kanan mobil bersenggolan dengan truk TNI.

"Mobil truk kita dalam kondisi menanjak gigi 1 tidak mungkin berhenti. Di situ ada prajurit 31 orang yang akan melaksanakan tugas PAM VVIP. Ketika berhenti kehilangan tenaga, dia akan mundur menabrak kendaraan di belakang. Ataupun ketika banting kiri, itu jurang sebelah kirinya, sehingga anggota kita memutuskan dia tetap lanjut perjalanan tersebut," ungkapnya.

"Anggota kita melalui Dantonnya perwira kami, turun dan menjelaskan, 'ibu, kami sedang melaksanakan tugas, permasalahan ini akan kami pertanggungjawabkan sepenuhnya. Silakan ibu menyusul kami di daerah tugas kurang lebih 4-5 km lagi. Kalau tidak, silakan ibu ke Makorem untuk kita bicarakan'," jelasnya.

Keterangan ini tidak didapatkan dalam video yang beredar. Yang dilihat ERA, komunikasi sopir tentara hanya meminta si perempuan untuk ikut truk TNI tersebut kalau memang ingin berkomunikasi.

"Dalam hal ini, tindakan perwira kami sudah betul karena ada skala prioritas tugas negara yang harus kami laksanakan," lanjut dia.

Joy merasa mereka dirugikan secara imateriil setelah kasus ini viral, makanya ia mengklarifikasi insiden yang melibatkan anak buahnya.

"Ini sangat merugikan institusi kami. Kami berharap dari pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan kejadian kemarin, silakan kami membuka ruang mediasi untuk kita duduk bersama, kita bicarakan permasalahan ini. Bukan kami low response, dalam hal ini ada skala prioritas yang kami harus laksanakan adalah tugas negara, pengamanan VVIP," imbuhnya.