Luhut: Rasanya Seperti Kembali ke Rumah Kedua Jika Berada di Akmil Magelang, Saya Yakin Perasaan Prabowo Juga Sama
ERA.id - Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, setelah melewati retreat bersama Kabinet Merah Putih (KMP) beberapa hari terakhir akhirnya membagikan pengalamannya yang penuh nostalgia dan kenangan baru di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah.
Sebagai seorang purnawirawan, ia menceritakan perasaan nostalgia saat berjumpa kembali dengan lokasi untuk Akademi Militer (Akmil) itu.
"Rasanya seperti kembali ke rumah kedua jika berada di Akademi Militer Magelang. Saya yakin perasaan yang sama juga menyelimuti Presiden Prabowo dan juga para eks perwira yang pernah menimba ilmu di Lembah Tidar," kata Luhut dikutip dari Instagramnya, Sabtu (26/10/2024).
Meski membangkitkan memori lama, namun di kesempatan kali ini bersama Kabinet Merah Putih, Luhut mengaku menciptakan kenangan baru dan membangkitkan rasa nasionalisme.
Jika di masa lalu ia merupakan pimpinan Presiden Prabowo, maka di masa sekarang ia menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk memberi nasihat membantu Prabowo memimpin Indonesia.
Ia menilai paham betul alasan di balik keputusan Prabowo untuk membawa seluruh anggota Kabinet Merah Putih, hal itu dikarenakan Lembah Tidar merupakan lokasi penuh sejarah yang telah menempa banyak perwira TNI.
"Kami ditempa dengan semangat kebersamaan, dedikasi, dan kesetiaan mutlak kepada bangsa dan negara. Beliau ingin agar para menteri dan pembantunya di pemerintahan, punya karakter Tanggap, Tanggon, Trengginas, setia kepada tanah air dan bangsa, serta tak gentar terhadap tekanan apapun dan bagaimanapun yang kelak hadir di masa penugasan kami," ujar pria yang juga dipercaya sebagai Penasihat Khusus Presiden itu.
Dalam kegiatan retreat KMP yang menciptakan kenangan baru untuk Luhut di Lembah Tidar, tak lupa ia mengucapkan rasa apresiasi.
Hal itu dikarenakan pada masa pembekalan di hari ke-2 ini, Prabowo mempercayai Luhut untuk mengisi materi membagikan pengalaman Indonesia menghadapi tantangan global dan domestik selama 2014-2024.
Lujut menceritakan beberapa tantangan yang dihadapi seperti pandemi hingga krisis pangan, berhasil diatasi Indonesia dengan tata kelola pemerintahan yang adaptif dan berbasis data.
Ia tak luput mengisahkan bahwa penggunaan teknologi digital membantu akselerasi dan integrasi sistem yang akhirnya mempermudah pengambilan kebijakan yang efisien untuk setiap permasalahan yang dihadapi Indonesia di berbagai sektor.
"Melalui teknologi digital pula, kita bisa melakukan monitoring, evaluasi dan pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat, demi mendukung kolaborasi lintas sektor serta memastikan kebijakan yang kita ambil berdampak positif dan nyata bagi kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara," tutup Luhut. (Ant)