Profil Naim Qassem, Pejabat Paling Senior di Hizbullah Pengganti Hasan Nasrallah
ERA.id - Hizbullah resmi menunjuk wakil kepala Naim Qassem sebagai pengganti Hasan Nasrallah sebagai pemimpin usai tewas terbunuh. Naim terpilih karena kepatuhannya pada prinsip dan tujuan Hizbullah.
"Dewan Syura (yang memerintah) Hizbullah setuju untuk memilih Sheikh Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal Hizbullah," kata kelompok itu dalam pernyataan, dikutip Al Jazeera, Selasa (29/10/2024).
"(semoga) Allah Yang Mahakuasa membimbingnya dalam misi mulia ini dalam memimpin Hizbullah dan perlawanan Islamnya," tambah pernyataan itu.
Penunjukan Naim Qassem ini lebih dari sebulan sejak kematian Nasrallah di markas besar Hizbullah pada 27 September lalu. Nasrallah menjadi pemimpin Hizbullah selama 32 tahun.
Sebelum nama Naim muncul dan ditunjuk sebagai pengganti Nasrallah, nama Hashem Safieddine, kepala dewan eksekutif Hizbullah, awalnya diperkirakan akan menggantikan Nasrallah. Namun dia juga tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.
Sementara itu, Naim merupakan salah satu pendiri Hizbullah pada tahun 1982. Pria berusia 71 tahun ini menjadi wakil sekretaris jenderal Hizbullah sejak tahun 1991, sebelum Nasrallah mengambil alih kepemimpinan.
Lahir tahun 1953 di Beirut, Naim merupakan seorang aktivisme politik Qassem yang diawali dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon. Ia meneinggalkan kelompok itu pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam Iran, yang membentik pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah Lebanon.
Naim Qassem tercatat ikut serta dalam pertemuan yang berujung pada pembentukan Hizbullah, yang didirikan dengan dukungan Garda Revolusi Iran sebagai respons atas invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982.
Sepanjang kariernya bersama Hizbullah, ia telah menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah sejak kelompok tersebut pertama kali ikut serta pada tahun 1992.
Berdasarkan struktur kepemimpinan, wakil kepala tersebut merupakan pejabat Hizbullah paling senior yang terus tampil di depan publik setelah Nasrallah sebagian besar bersembunyi menyusul perang kelompok tersebut dengan Israel pada tahun 2006.
Sejak kematian Nasrallah, Qassem telah menyampaikan tiga pidato di televisi, berbicara dalam bahasa Arab yang lebih formal daripada bahasa sehari-hari Lebanon yang disukai Nasrallah.