Bukannya Bantu Perang di Rusia, Tentara Korea Utara Malah Kecanduan Pornografi

ERA.id - Tentara Korea Utara yang bergabung dengan Rusia dalam pertempuran dengan Ukraina dilaporkan kecanduan pornografi. Kecanduan itu terjadi setelah mereka diberikan kebabasan internet tanpa batas untuk pertama kalinya.

Koresponden dari Financial Times, Gideon Rachman, mengatakan bahwa ia menerima informasi dari sumber yang bisa diandalkan soal kecanduan pornografi tersebut. Kecanduan konten pornografi itu terjadi saat para tentara Korea Utara mendapat akses internet tanpa batas.

"Sumber yang biasanya dapat diandalkan memberi tahu saya bahwa tentara Korea Utara yang telah dikerahkan ke Rusia tidak pernah memiliki akses internet tanpa batas sebelumnya. Akibatnya, mereka melahap (kecanduan) pornografi," katanya, dikutip NYTimes, Kamis (7/11/2024).

Meski mengklaim para tentara Korea Utara kecanduan pornografi, Gideon tidak memberikan konteks lebih lanjut tentang informasi dari sumber itu.

Diketahui pemimpin diktator Kim Jong Un telah melakukan banyak tindakan keras terhadap penggunaan internet di bawah kendalinya yang kejam. Akses web di negara terisolasi itu hanya tersedia untuk beberapa orang terpilih yang dapat memperoleh otorisasi yang diperlukan.

Menurut penyelidikan terbaru tentang penggunaan internet warga Korea Utara pada tahun 2016 sebagaimana dikutip The Sun, ditemukan bahwa orang-orang hanya dapat mengakses 28 situs web.

Namun akses internet itu sebagian besar juga berisi situs-situs yang menyebarkan propaganda atau pujian Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korea Utara.

Meski bebas mengakses internet dan pornografi, tentara Korea Utara juga tidak memiliki akses ke semua situs dewasa di Rusia. Hal ini lantaran Putin juga memerintah sebagai diktator yang menyensor dunia online.

Pada tahun 2015, Rusia memberlakukan larangan menyeluruh terhadap situs porno terbesar di dunia seperti PornHub dan YouPorn.

Enam tahun kemudian pada tahun 2021, regulator konten daring Rusia mengusulkan pembatasan akses ke semua pornografi dengan menguncinya di balik layanan yang dikelola negara dengan kedok keinginan untuk melindungi pengguna internet di bawah umur.

Diketahui Kim Jong Un telah berkomitmen untuk membantu Putin untuk merebut kembali wilayah Kursk. Kim tercatat telah mengirim 10.000 tentara untuk membantu mereka melawan pasukan Kyiv di wilayah Kursk dan memenangkan perang.

Mengenai laporan ini, pihak Kremlin maupun Pyongyang belum memberikan tanggapan.