Saling Lempar Tanggung Jawab, Israel dan Hizbullah Ogah Akui Langgar Gencatan Senjata

ERA.id - Militer Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah saling tuduh soal pelanggaran gencatan senjata. Keduanya enggan bertanggung jawab dan mengakui kesalahan masing-masing.

Israel melepaskan tembakan pada Kamis (28/11) waktu setempat setelah pihaknya menuduh seorang 'tersangka' tiba di beberapa daerah di zona selatan dengan sebuah kendaraan. Hal ini disebut sebagai pelanggaran gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Rabu (27/11).

Di sisi lain, anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadlallah juga menuduh Israel melanggar kesepakatan tersebut.

"Musuh Israel menyerang mereka yang kembali ke desa-desa perbatasan. Ada pelanggaran hari ini oleh Israel, bahkan dalam bentuk ini," kata Fadlallah, dikutip AFP, Jumat (29/11/2024).

Tidak berhenti sampai di situ saja, militer Lebanon kemudian menuduh Israel melanggar gencatan senjata beberapa kali pada Rabu dan Kamis.

Serangan udara Israel pada hari Kamis(28/11) adalah yang pertama sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu pagi. Sumber keamanan Lebanon dan penyiar Al Jadeed mengatakan serangan itu terjadi di dekat Baysariyah, di utara Sungai Litani.

Kesepakatan gencatan senjata menetapkan bahwa fasilitas militer yang tidak sah di selatan Sungai Litani harus dibongkar, tetapi tidak menyebutkan fasilitas militer di utara sungai.

Semua wilayah itu terletak dalam jarak 2 km dari Garis Biru yang membatasi perbatasan antara Lebanon dan Israel, di wilayah yang oleh militer Israel telah diumumkan sebagai zona terlarang di sepanjang perbatasan, bahkan setelah kesepakatan itu disetujui.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, pasukan Israel dapat mengambil waktu hingga 60 hari untuk mundur dari Lebanon selatan, tetapi tidak ada pihak yang dapat melancarkan operasi ofensif.