Usai Dituduh 'Sunat' Uang Lomba, SD di Tanjungpinang Diduga Keluarkan Murid Berprestasi
ERA.id - Seorang murid SDN 005 Tanjung Kota berinisial JS (10) di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, diduga dikeluarkan dari sekolah.
Masalahnya karena orang tua si murid memprotes kebijakan sekolah yang memangkas hadiah lomba pidato berbahasa melayu di Kota Batam sebesar Rp4 juta.
Sewaktu mengikuti lomba, sang murid berangkat sendiri dan tak difasilitasi pihak sekolah dan Dinas Pendidikan (Disdik) Tanjungpinang.
Saat juara dan pulang ke Tanjungpinang, orang tua murid menyerahkan hadiah uang kepada pihak sekolah. Tujuannya agar nama JS disebut sebagai pemenang lomba saat hari guru.
"Ternyata tidak diumumkan, uangnya juga malah dipotong, jadi sang anak cuma dapat Rp1,9 juta," kata orang tua sang anak, Indra Imran.
Sehabis itu, Indra protes sebab sebelumnya si anak pernah mendapatkan prestasi serupa dan uang hadiahnya tidak dipotong kepala sekolah terdahulu.
Setelah protes itu, Indra mengaku pihak sekolah langsung membuat surat permohonan pindah mengatasnamakan istri dari Indra.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 005 Tanjungpinang Kota, Ririndra Hidayat, langsung membantah. Ririndra bilang, keluarnya siswa berasal dari permintaan orang tua murid.
Dia mengklaim pihak sekolah sudah rapat bersama dengan ibu murid dan mengajak ibu murid menyelesaikan masalah tanpa harus pindah sekolah pada Jumat 29 November 2024. Namun orang tua murid kukuh mau anaknya pindah ke sekolah tempat di mana ayahnya mengajar.
“Pengeluaran atau pemberhentian murid sama sekali bukan dari pihak sekolah atau saya sendiri. Yang meminta surat pindah itu ayah anak tersebut melalui pesan WA (WhatsApp), sudah konfirmasi juga,” kata Ririndra, Rabu kemarin, dikutip dari Ulasan.
“Kami tak mempermasalahkan masalah itu (menumpang ujian), pintu kami terbuka jika ada permasalahan lebih lanjut. Orang tua boleh datang ke sekolah untuk menyelesaiakan masalah yang sedang terjadi, namun orang tua lebih memilih untuk tetap memindahkan sang anak sampai ujian selesai,” ujarnya lagi.
Sejauh ini, Ririndra bilang ayah murid tak mau bertemu tatap muka dan itu membuat komunikasi kurang efektif. Ririndra bahkan menyebut ayah murid tidak terima dengan kebijakan sekolah.
Ririndra juga menepis soal isu pungli. “Saya tidak melakukan pemotongan, tidak sama sekali, utuh saya kasih bulat-bulat. Yang ada hanya potongan pajak, itupun bukan dari kami (sekolah), melainkan dari pihak Kantor Bahasa.”
“Pajaknya Rp200 ribu jadi uang yang diterima murid Rp3,8 juta dan saya tidak membuka sama sekali uang itu, memang ada dia (orang tua murid) memberitahu amplop (hadiah lomba) ke saya, tapi saya tidak buka sama sekali, masih di tangan orang tuanya,” terang Ririndra.