Wabah Kolera Hantui Sudan, 60 Tewas dan Ribuan Orang Terjangkit
ERA.id - Wabah kolera yang melanda Sudan bagian selatan telah menewaskan sedikitnya 60 orang. Wabah kolera itu bahkan menghantui para pengungsi yang datang dari Sudan.
Menteri Informasi dan Komunikasi Sudan Selatan, Michael Makuei Lueth, mengatakan lebih dari 6.000 kasus kolera telah tercatat di seluruh negeri. Sedikitnya 60 orang tewas akibat kolera.
"Kolera saat ini terjadi di Sudan Selatan. Kolera telah dimulai lagi, tetapi sekarang menyebar ke mana-mana, dan hingga saat ini, kami telah kehilangan sekitar 60 orang dan mencatat sekitar 6.000 kasus kolera," kata Lueth, dikutip Anadolu, Sabtu (14/12/2024).
Ia mencatat bahwa wabah tersebut terkonsentrasi di kamp-kamp pengungsi internal (IDP) di ibu kota Juba, Kabupaten Rubkona di Negara Bagian Unity, Aweil di Bahr el Ghazal Utara, dan kamp-kamp pengungsi di bagian utara negara tersebut, khususnya di Renk.
Lueth menekankan bahwa kolera khususnya merajalela di antara para pengungsi yang melarikan diri dari Sudan, dengan berbagai upaya yang terus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah meminta lebih banyak vaksin karena pasokan yang tersedia saat ini sangat sedikit. Vaksin itu, kata Lueth, telah dikirim ke Renk untuk mengobati para pengungsi yang terjangkit kolera.
"Upaya sedang dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak vaksin bagi daerah-daerah lain. Namun, pesan dari Menteri Kesehatan adalah jaga kebersihan rumah Anda dan jangan minum atau makan makanan dingin," katanya.
Menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan awal minggu ini oleh Kementerian Kesehatan Sudan Selatan dan badan-badan PBB, wabah tersebut berdampak pada para pengungsi, orang-orang yang kembali, dan penduduk setempat.
Anak-anak di bawah usia lima tahun dan orang tua sangat rentan. Konsentrasi tinggi orang di pusat transit dan kamp, ditambah dengan terbatasnya akses ke air bersih, sanitasi yang buruk, buang air besar sembarangan, dan praktik kebersihan yang tidak memadai, telah memperburuk krisis.
Kasus kolera awal ditelusuri ke negara tetangga Sudan, tempat wabah telah mempengaruhi lebih dari 40.000 orang. Sejak April 2023, lebih dari 880.000 orang telah meninggalkan Sudan, dengan banyak yang menyeberang ke Sudan Selatan melalui Kabupaten Renk. PBB mendukung pusat transit untuk menyediakan layanan istirahat dan penting bagi mereka yang datang.