Kubu Prabowo Tak Pernah Tolak Debat Pilpres
Jubir BPN Prabowo-Sandi, Habiburokhman protes dengan hal itu. Kata dia, debat capres-cawapres merupakan aturan KPU yang tidak bisa diubah dan akan berdampak dengan sanksi jika tidak diikuti oleh masing-masing pasangan calon.
Dia pun meminta Arya membaca Pasal 48, 49, dan 50 peraturan KPU (PKPU) nomor 23 Tahun 2018.
"Mana mungkin kami menolak debat. Penyampaian visi dan misi yang awalnya diusulkan KPU juga penting untuk meningkatkan kualitas debat dan kami sangat setuju," kata Habiburokhman dalam pernyataannya, Selasa (8/1/2018).
Dia menambahkan, visi-misi pasangan calon merupakan hal yang wajib diketahui oleh masyarakat.
"Terlebih antusiasme masyarakat begitu tinggi menyambut penyampaian visi misi, makanya yang banyak protes masyarakat. Paslon kami siap saja, ada penyampaian visi dan misi siap, tidak ada juga siap," tuturnya.
Baca Juga : Katanya, Kubu Prabowo Minta Tak Ada Debat Pilpres
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menyebut jika kubu paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru meminta agar tak ada debat. Hal ini, kata dia, disampaikan oleh tim 02 saat mengikuti rapat bersama yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Mereka minta tidak ada debat. Yang ada penyampaian visi misi, di dalam rapat. Jadi visi-misi, habis itu enggak ada debat," kata Arya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
"Pihak mereka takut debat. 02 itu takut debat. Tidak mau ada debat. Hanya mau penyampaian visi-misi," imbuhnya.
Maka, ketika ada permintaan paslon di Pilpres 2019 hanya menyampaikan visi-misi dan tidak melakukan debat, tim dari pasangan nomor urut 01 menolak. Sebab, penyampaian visi-misi berarti hanya memaparkan, tak ada perdebatan untuk memperdalam visi-misi masing-masing calon.
"Visi-misi kecil, bos. Hanya satu arah. Kita mau perdebatan itu ada pendalaman. Ada pertanyaan dari masing-masing pihak," ujarnya.
Mengaku kesal, Arya bahkan meminta agar baik kubu paslon 01 dan paslon 02 untuk dapat duduk bersama dan buka-bukaan hasil rapat di KPU beberapa waktu yang lalu.
"Kalau perlu Arya (Arya Bima) dan Dahnil (Dahnil Anzar Simanjuntak) didudukkan saja depan wartawan, di depan KPU. Ini diplintir kalau kita takut (pemaparan) visi-misi," ungkap Ketua DPP Perindo ini.