Bertemu di Doha Hari Ini, Mediator Bahas Babak Akhir Gencatan Senjata di Gaza
ERA.id - Para mediator gencatan senjata di Gaza akan melakukan pertemuan di Doha pada Selasa (14/1). Pertemuan ini guna membahas rincian rencana demi mengakhiri perang di Gaza.
Pihak Israel dan Hamas sudah diberikan draf akhir perjanjian tersebut oleh mediator pada Senin (13/1). Draf akhir itu dikirim setelah utusan dari presiden AS Joe Biden dan presiden terpilih Donald Trump hadir untuk membicarakan gencatan senjata.
"Kesepakatan ini akan membebaskan para sandera, mengehentikan pertempuran, memberikan keamanan kepada Israel dan memungkinkan kita untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan secara signifikan kepadaa warga Palestina yang sangat menderita dalam perang yang dimulai oleh Hamas ini," kata Biden, dikutip Reuters, Selasa (14/1/2025).
Apabila kesepakatan gencatan senjata ini berhasil, hal ini akan menajdi puncak perundingan selama lebih dari setahun. Bukan hanya itu saja, kesepakatan ini juga akan menghasilkan pembebasan sandera Israel terbesar sejak awal perang terjadi.
Seorang pejabat yang mengikuti pembicaraan kesepakatan itu mengatakan bahwa naskah gencatan senjata diserahkan oleh Qatar kepada kedua belah pihak dalam pembicaraan di Doha.
"Saya pikir ada peluang bagus kita bisa menutup ini, para pihak berada tepat di titik puncak untuk bisa menutup kesepakatan ini," ujar penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan.
Presiden terpilih AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan menjadikan Gaza seperti neraka bola sandera yang ditahan Hamas tidak dibebaskan sebelum ia resmi dilantik.
Lebih lanjut, gencatan senjata yang akan menjadi babak akhir perang ini nantinya akan berisi kesepakatan berupa penarikan pasukan secara penuh dan bertahap, pengaturan keamanan di koridor Philadelphia, pasukan Israel mudnur dari koridor Netzarim di Gaza tengah, dan pengembalian penduduk Gaza utara.
Selain itu akan ada pembebasan militan Palestina yang dihukum karena pembunuhan atau serangan mematikan. Namun jumlah militan yang akan dibebaskan bergantung pada jumlah sandera yang masih hidup. 33 sandera, termasuk anak-anak, wanita, beberapa di antaranya adalah tentara wanita, pria berusia di atas 50 tahun, serta yang terluka dan sakit juga akan dibebaskan pada tahap pertama.