Tutup Rakornas PDIP, Megawati Singgung Kesiapan Hadapi Bencana

Jakarta, era.id - Sebelum menutup acara Rapat Koordinasi Nasional sekaligus peringatan HUT ke-46 PDI Perjuangan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung soal kesiapan hadapi bencana. 

Dia mengawali cerita dengan mengapresiasi kegiatan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP saat melakukan misi ke Palu pasca gempa dan tsunami beberapa waktu lalu. 

"Ketika di Palu saya terus menerus memimpin langsung untuk banyak hal yang dilakukan di sana. Sehingga saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh Baguna yang selalu bekerja keras di tempat-tempat bencana," kata Mega di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).

Kemudian, Presiden Kelima RI itu meminta pemerintah melalui Menko PMK untuk mempersiapkan banyak hal termasuk masalah pengelolaan bencana. Apalagi, Indonesia masuk dalam kawasan Ring Of Fire (cincin api) yang rawan bencana.

"Kita ini adalah wilayah yang mau tidak mau suka tidak suka disebut Ring of Fire atau berada di dalam cincin api yang semuanya mesti bergerak untuk segera melakukan sebuah pencegahan," ungkap Mega.

Lalu, Megawati juga menitipkan pesan kepada kepala daerah yang merupakan kader PDIP untuk memperkuat kerja sama dengan lembaga yang menangani kebencanaan. Tujuannya agar mitigasi kebencanaan bisa dilakukan dengan baik.

"Kepada gubernur-gubernur yang hadir atau yang belum hadir, saya sudah menitipkan harus lakukan kerja sama dengan biologi atau BMKG untuk mengetahui wilayah-wilayah yang memang telah dicirikan mungkin mengalami sebuah gerakan," kata dia.

Putri Proklamator Soekarno ini juga sempat meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara ini untuk memperhatikan wilayahnya yang masuk kategori rawan bencana. 

"Seperti Pak Ganjar, itu ada sesar Semarang ada kendeng dan sebagainya. Monggo nanti diamati dengan baik dilihat titik-titik merahnya yang berbahaya dan harus bagaimana upaya untuk mengurangi korban yang ada," kata dia.

Tag: sekjen pdi perjuangan hasto kristiyanto bencana alam