Bantah Isu Bakal Tampung Warga Gaza, PM Albania: Kita Tidak Bisa Bertanggung Jawab

ERA.id - Perdana Menteri Albania Edi Rama membantah laporan media Israel yang menyebut warga Gaza akan dipindahkan ke negaranya. Rama menekankan kabar tersebut tidak benar.

"Sudah lama saya tidak mendengar berita palsu seperti itu, dan akhir-akhir ini banyak sekali berita palsu! Itu sama sekali tidak benar," tulisnya di X, dikutip Selasa (28/1/2025).

Dalam pernyataan itu, Rama juga menekankan bahwa Albania akan terus mendukung penuh rakyat Gaza yang sudah mengalami perang mengerikan dan mematikan sejak 7 Oktober 2023. Namun ia kembali menekankan bahwa Albania tidak bisa mengambil tanggung jawab untuk menampung 100.000 warga Gaza.

"Saya tegaskan: Albania tidak pernah diminta oleh siapa pun, dan kita juga tidak bisa bahkan mempertimbangkan untuk mengambil tanggung jawab semacam itu," tegasnya.

Rama juga mengaku bangga dengan hubungan persahabatan Albania dengan Israel, UEA, Arab Saudi, Qatar, hingga Palestina, yang sudah diakui sejak lama.

Namun ia menekankan kembali posisi Albania yang tidak berada di Timur Tengah dan Eropa. Hal ini pun membuat Albania tidak bisa berbuat banyak untuk masalah yang terjadi.

"Albania tidak berada di Timur Tengah itu sendiri, dan dari jantung Eropa, kami tidak dapat berbuat lebih banyak daripada negara Eropa lainnya dalam masalah seperti itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Rama berharap rakyat Palestina bisa tinggal di tanah dan negaranya sendiri sebagai rakyat yang bebas di bawah pemerintahan yang demokratis.

"Kami berharap dan berdoa agar rakyat Palestina diberi kesempatan untuk hidup di negara mereka sendiri, sebagai rakyat yang bebas di bawah pemerintahan yang demokratis, dan agar Hamas tidak akan pernah lagi dapat menyakiti Israel atau, yang terutama, rakyat Palestina sendiri," pungkasnya.

Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa Israel memandang usulan Presiden AS Donald Trump agar Yordania dan Mesir menerima pengungsi Palestina sebagai sesuatu yang tidak realistis, yang mendorong Washington untuk mengeksplorasi pilihan lain, termasuk Albania, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.