UpBanx, VCGamers, Modal Rakyat, Nuon, dan Kemenekraf Kolaborasi Bangun Ekonomi Kreatif

ERA.id - Acara UpClose 2024 yang berlangsung di The Hub Sinar Mas Land Epicentrum Kuningan pada Desember silam, menjadi forum strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari sektor startup, swasta, BUMN, investor hingga pemerintah.

Diselenggarakan oleh UpBanx, VCGamers, Modal Rakyat, dan Nuon Digital Indonesia, forum ini membahas strategi pendanaan berbasis teknologi untuk mendukung Intellectual Property (IP) dan sektor ekonomi kreatif Indonesia.

Selain panel diskusi utama, acara ini juga menghadirkan sesi Indonesia Investors Club, yang menawarkan wawasan mendalam mengenai tantangan dan peluang pendanaan kreatif di Indonesia. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menyoroti pentingnya pendanaan IP sebagai landasan utama untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif.

Menurutnya, IP merupakan aset berharga yang membutuhkan dukungan lintas sektor, termasuk dari startup, swasta, BUMN, dan pemerintah. “Kolaborasi lintas sektor bukan hanya pilihan, tetapi sebuah keharusan jika kita ingin ekonomi kreatif Indonesia tumbuh berkelanjutan,” ujar Irene Umar.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah terus berkomitmen mendukung inovasi dan daya saing sektor kreatif di pasar global melalui kebijakan pendanaan yang strategis.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswasti Djojohadikusumo, menyatakan bahwa DPR RI siap mendukung sektor ini melalui regulasi yang progresif dan adaptif. Menurutnya, regulasi yang responsif terhadap kebutuhan industri kreatif sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Kami di DPR RI berkomitmen menghadirkan regulasi yang mendukung pendanaan IP dan memastikan perlindungan yang memadai bagi pelaku kreatif,” tegasnya.

Rahayu juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan inovatif. Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah sesi Indonesia Investors Club, di mana para pejabat pemerintah, investor, dan pelaku kreatif berdiskusi mengenai tantangan dan peluang di sektor ini.

Diskusi tersebut mengidentikasi beberapa hambatan utama, termasuk kurangnya pemahaman investor terhadap potensi industri kreatif dan absennya kerangka kerja nasional yang terstruktur. Dalam diskusi, peserta juga menyoroti strategi dari negara-negara seperti Korea Selatan dengan pendekatan investasinya yang terstruktur serta inisiatif Cool Japan dari Jepang yang mempromosikan IP budaya melalui investasi jangka panjang.

Rekomendasi dari sesi ini termasuk pentingnya membangun kerangka nasional untuk industri kreatif, mendidik investor tentang peluang sektor ini, dan memfasilitasi kolaborasi antara pembuat kebijakan, pelaku industri, dan investor untuk memaksimalkan potensi IP.

Wafa Taftazani, Co-Founder dari UpBanx, VCGamers, dan Modal Rakyat, memaparkan bagaimana ekosistem digital yang dibangun oleh ketiga perusahaan ini telah memberikan dampak signikan bagi ekonomi kreatif selama enam tahun terakhir.

Ia mengungkapkan bahwa ekosistem ini secara kolektif telah menyalurkan lebih dari IDR 14 triliun pendanaan produktif, memfasilitasi hampir IDR 1 triliun transaksi komersial, serta melayani lebih dari 30.000 pelaku industri kreatif, 90.000 pelaku UMKM, dan lebih dari 1 juta konsumen ekonomi kreatif. 

“Ekosistem yang kami bangun bertujuan menciptakan akses pendanaan yang inklusif dan mendorong kolaborasi lintas sektor,” ujar Wafa.

Ia juga memperkenalkan konsep bursa IP sebagai inovasi yang dapat meningkatkan nilai dan likuiditas aset kreatif.

“Bursa IP bisa menjadi solusi untuk mengubah karya kreatif menjadi aset yang berdaya jual tinggi dan menarik bagi investor,” tambahnya.

Di sisi lain, Irawan Harahap, CEO Digital Tech Ecosystem & Development dari Sinar Mas Land menjelaskan bagaimana kawasan BSD City telah dirancang untuk mendukung ekosistem digital dan kreatif. Menurutnya, infrastruktur berbasis teknologi menjadi katalis penting untuk mendorong kolaborasi dan inovasi di sektor ini.

“Kami membangun lingkungan yang memungkinkan inovasi kreatif berkembang dengan optimal,” ujarnya. “BSD City dirancang untuk menjadi pusat kolaborasi bagi pelaku startup, investor dan industri kreatif.”

Aris Sudewo, CEO Nuon Digital Indonesia, menyoroti potensi besar industri ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Melalui tiga portofolio bisnis utamanya di bidang digital games, digital music, dan digital lifestyle, Nuon berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan karya kreatif lokal.

Aris menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat terhadap konten kreatif lokal terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi digital yang memudahkan akses dan distribusi karya tersebut.

“Kami percaya ini adalah momentum penting untuk memaksimalkan potensi industri kreatif. Dengan kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi, kami optimistis industri ini akan melahirkan lebih banyak produk berkualitas yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu bersaing di pasar global,” ungkap Aris.

Forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, termasuk pengembangan bursa IP sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan akses pendanaan, membangun kerangka kerja nasional untuk memastikan pertumbuhan sektor kreatif yang berkelanjutan, serta mendukung kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan ekosistem kreatif yang lebih inklusif dan memiliki likuiditas tinggi.

Dengan keberhasilan acara ini, UpClose 2024 menjadi langkah konkret dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang inovatif dan berkelanjutan. Diharapkan kolaborasi yang telah dimulai dapat terus diperkuat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif global.