Ratusan Karyawan FAA Dipecat Usai Dikunjungi Elon Musk, Menteri Transportasi AS: Semua Masih Masa Percobaan

ERA.id - Menteri Transportasi AS, Sean Duffy, mengonfirmasi 400 karyawan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) diberhentikan dari pekerjaan. Pemecatan itu dilakukan usai Elon Musk mengunjungi pusat komando Kontrol Lalu Lintas Udara FAA di Warrenton, Virginia.
Duffy mengatakan jumlah PHK itu lewat unggahan di X, sebagai tanggapan atas unggahan pendahulunya, Pete Buttigieg, yang mengkritik Departemen Transportasi pemerintahan Trump.
"Kurang dari 400 orang yang diberhentikan, dan semuanya masih dalam masa percobaan, artinya mereka dipekerjakan kurang dari setahun yang lalu. Tidak ada pengendali lalu lintas udara dan personel keselamatan penting yang diberhentikan," tulis Duffy, dikutip Reuters, Selasa (18/2/2025).
Pada Sabtu (15/2), Serikat Pekerja Spesialis Keselamatan Penerbangan Profesional mengatakan bahwa FAA sudah memecat beberapa ratus karayawan masa percobaan FAA. Mereka kemudian meyakini sekitar 300 pekerja FAA dipecat, termasuk mekanik pemeliharaan, spesilais informasi aeronautika, asisten keselamatan penerbangan, serta asisten manajemen dan program.
"Ini adalah posisi yang vital untuk mendukung keselamatan publik," kata seorang juru bicara serikat kerja.
Meski dibenarkan oleh Menteri Transportasi, FAA dan Departemen Transportasi menolak memberikan keterangan spesifik soal posisi dan alasan mereka dipecat.
Pernyataan yang disampaikan oleh Duffy ini muncul ketika tim perampingan pemerintah Elon Musk, DOGE, mengunjungi pusat komando Kontrol Lalu Lintas Udara FAA di Warrenton, Virginia.
Pemecatan ini pun dikecam oleh senator AS yang juga petinggi Demokrat di Komite Perdagangan Senat, Maria Cantwell. Maria mengecam pemerintahan Trump karena memecat karyawan FAA yang memeriksa dan memelihara komunikasi kontrol lalu lintas udara, sistem radio dan komputer.
"FAA sudah kekurangan 800 teknisi dan pemecatan ini menimbulkan risiko yang tidak perlu di wilayah udara setelah empat kecelakaan mematikan pada bulan lalu," kata Maria.
Lebih lanjut, Duffy mengatakan bahwa pemerintahan Trump berencana untuk merombak sistem kontrol lalu lintas udara era Perang Dunia II yang dinilai sudah ketinggalan zaman.