Sukses Gulingkan Sheikh Hasina, Kelompok Mahasiswa Bangladesh Niat Buat Partai Sendiri

ERA.id - Kelompok mahasiswa di Bangladesh yang berhasil menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina akan mendirikan partai politik sendiri. Partai politik itu akan diluncukrkan pekan ini.

Menurut sumber yang mengetahui persoalan ini dikatakan bahwa Kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), yang mempelopori protes pemakzulan Sheikh Hasina akan mendirikan partai mereka. Partai itu disebut akan diumumkan pada Rabu (26/2).

"Kelompok mahasiswa tersebut sedang menyelesaikan rencana untuk meluncurkan partai baru tersebut dalam sebuah acara yang kemungkinan akan diadakan pada hari Rabu (26 Februari)," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya, dikutip AFP, Senin (24/2/2025).

Sumber itu mengatakan bhwa Nahid Islam, seorang pemimpin gerakan mahasiswa sekaligus penasihat pemerintah sementara akan memimpin partai tersebut.

"Nahid Islam, seorang pemimpin mahasiswa dan penasihat pemerintah sementara yang mengambil alih Bangladesh setelah Hasina lengser, diperkirakan akan memimpin partai tersebut sebagai ketua," kata sumber tersebut.

Diketahui Islam adalah tokoh kunci dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa dalam pemerintahan sementara yang dipimpin oleh peraih Nobel Muhammad Yunus, yang telah memimpin Bangladesh sejak Agustus 2024. Ia diperkirakan akan mengundurkan diri dari perannya saat ini untuk fokus memimpin partai politik baru.

Namun demikian, Islam menolak berkomentar.

Di sisi lain, Yunis mengatakan bahwa pemilu di Bangladesh kemungkinan akan digelar pada akhir tahun 2025. Namun dia menekankan bahwa dirinya tidak tertarik untuk mencalonkan diri sebagai kandidat.

Kerusuhan yang terjadi di Bangladesh terjadi sejak Hasina meninggalkan negara di Asia Selatan itu ke India. Protes mahasiswa yang mendesak Hasnia mundur dari jabatannya itu bahkan memakan korban hingga 1.000 jiwa.

Komisi hak asasi manusia PBB mengatakan pejabat dari bekas pemerintahan Hasina dan aparat keamanan secara sistematis melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap para pengunjuk rasa selama pemberontakan.

Hasina dan partainya membantah melakukan kesalahan apa pun.