Awas Jangan Sembarangan Beli Takjil, Berikut Ini Menu yang Mesti Dihindari

ERA.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan masyarakat agar lebih cermat membeli dan mengonsumsi takjil.

"BPOM rutin setiap tahun melakukan intensifikasi (pemeriksaan) itu, untuk menjaga supaya takjil-takjil yang dijual oleh ibu-ibu atau UMKM ini aman, karena seringkali, memang sampai saat ini, masih ada saja yang menggunakan bahan yang dilarang," kata Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM Dwiana Andayani dalam temu media di Jakarta, Selasa (5/3/2025), dikutip dari Antara.

Dwiana menyebut BPOM masih menemukan banyak takjil dijual kepada masyarakat menggunakan bahan berbahaya. Contohnya, minuman seperti es campur atau minuman yang menggunakan pacar cina dengan warna merah muda yang mencolok.

Kemudian takjil kerupuk mi yang berwarna kuning diketahui dibuat dengan menggunakan metanil yellow yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil. Ditemukan pula kandungan Rhodamine B untuk memberikan warna merah.

"Itu kemungkinan menggunakan pewarna yang dilarang," ujar dia.

Ia menduga para penjual tidak mengetahui secara jelas penggunaan bahan-bahan yang dilarang tersebut. Terdapat kemungkinan pewarna buatan itu dipakai karena ada keinginan menjual produk makanan yang lebih menarik.

Takjil-takjil yang dijual itu juga ditemukan suka dipakaikan pengawet agar dapat bertahan lebih lama dari waktu pembelian. Di sisi lain, penjual juga gemar memakai pemanis buatan yang melebihi batas ketetapan BPOM.

"Kemudian ada Borax supaya lebih kenyal dan tahan lama, belum lagi Formalin. Itu masih tetap saja ada dan menjadi bahan-bahan yang sering digunakan oleh para pedagang," katanya.

Dwiana menekankan BPOM terus melakukan edukasi masif kepada para pedagang atau pelaku UMKM atas dampak buruk dari menjual produk yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.

BPOM juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih teliti dalam memilih produk makanan olahan. Salah satu upaya yang dilakukan, yakni menggaungkan pentingnya membaca tabel Informasi Nilai Gizi (ING) dalam kemasan produk.