Trump Naikan Tarif Impor untuk Indonesia, Dasco Ingatkan Diplomasi Perdagangan

ERA.id - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Indonesia harus melakukan diplomasi perdagangan dengan baik. Sebab Amerika Serikat (AS) merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.

Hal itu merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikan tarif impor untuk Indonesia.

"AS adalah mitra dagang penting untuk Indonesia. Kita harus melaksanakan diplomasi perdagangan dengan baik," kata Dasco kepada wartawan, Kamis (3/4/2025).

Di sisi lain, dia juga mewanti-wanti agar Indonesia tidak menjadi tempat pembuangan bagi produk negara lain, imbas kebijakan tarif baru AS.

Menurutnya, jika tak berhati-hati, maka akan berbahaya bagi industri di Indonesia dan program hilirisasi.

"Tetapi, juga penting memperhatikan jangan sampai Indonesia menjadi sasaran "tempat pembuangan" barang barang produk negara lain yang tidak bisa dipasarkan di AS," kata Dasco.

"Ini sangat berbahaya untuk produk industri Indonesia, dan bisa menggagalkan proses hilirisasi kita," sambungnya.

Lebih lanjut, ketua harian Partai Gerindra itu mengajak semua pihak untuk menjaga kepentingan nasional.

"Kita musti juga bersama kepentingan nasional ini bersama antara pemerintah, swasta, legislatif, dan penegak hukum," kata Dasco.

Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif ke banyak negara di seluruh dunia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut. Indonesia termasuk salah satu yang terkena tarif impor.

Berdasarkan unggahan Gedung Putih di Instagram, @whitehouse, Indonesia berada diurutan kesepuluh dengan kenaikan tarif impor sebesar 32 persen.

Dari unggahan tersebut, Indonesia bukan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang terkana dampak tarif timbal balik. Diantaranya ada Malaysia, Kamboja, Vietnam, hingga Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent meminta negara-negara yang terkena dampak kenaikan tarif impor tak melakukan perlawanan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

"Saran saya kepada setiap negara saat ini adalah: jangan membalas. Diam saja. Terima dulu. Lihat bagaimana perkembangannya. Karena jika kalian membalas, maka akan terjadi eskalasi. Jika tidak membalas, ini adalah batas tertingginya," ujarnya, dilansir dari Antara, Kamis (3/4).

Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa AS tidak akan memberlakukan tarif pada barang-barang impor yang penting bagi sektor manufaktur dan keamanan nasional, seperti baja, aluminium, otomotif dan suku cadangnya, tembaga, farmasi, semikonduktor, serta kayu, emas batangan, energi, dan beberapa mineral tertentu yang tidak tersedia di AS.