Ma'ruf Amin: Debat Pertama, Presiden Memang Harus Lebih Dominan
"Saya katakan debat itu, kan, pertama lebih ke presiden. Dia harus lebih dominan. Saya hanya menambah saja. Karena dia presiden. Makanya tadi malam pun saya tidak banyak bicara, hal hal yang perlu saya tambahkan saja," ujar Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1/2019).
Mustasyar PBNU ini bilang, sebagai cawapres, dia cuma mendukung saja hal yang sudah dijelaskan Jokowi. Dia ogah jika nanti malah muncul anggapan balapan bicara dengan capres petahana itu.
"Kalau sudah dijelaskan oleh presiden, ya saya tinggal menyetujui, mendukung. Jangan seperti orang balapan ngomong kaya saur manuk," ungkapnya.
Tak hanya itu, mantan Rais Aam PBNU ini juga bilang alasan lain porsi menjawab dalam debat lebih banyak diberikan kepada Jokowi karena paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga uno lebih banyak mengkritisi pemerintahan saat ini. Sehingga, menurut Ma'ruf jika dirinya ikut menjawab soal pemerintahan saat ini kurang tepat.
Ilustrasi debat pilpres yang perdana (Ilham/era.id)
"Tentu yang lebih paham dan lebih menguasai yang menjawab adalah Pak Jokowi. Karena itu menyangkut kinerjanya, kalau saya yang menjawab kan jadi tidak tepat gitu, loh. Karena kan saya tidak mengalami," jelas dia.
"Jadi kalau masa lalu, yang kritik soal ini, soal ini, yang jawab harus Pak Jokowi, dalam hal tertentu saja saya jawab," imbuh Ma'ruf.
Dirinya juga angkat bicara mengenai alasan diminta untuk menjawab soal isu terorisme. Menurut Ma'ruf, terorisme akan menjadi bagian pekerjaannya ke depan jika terpilih bersama Jokowi di Pilpres 2019.
"Memang porsi yang diberikan itu tentang terorisme. Walaupun saya ngomong soal lain, ada soal difabel, disabilitas, juga soal reformasi hukum dengan penataan regulasi. Tapi memang porsi saya bagaimana mengatasi terorisme ke depan," tutupnya.
Suasana depat pilpres, 17 Januari 2019 di Hotel Bidakara (Mahesa/era.id)