Bukan Gibran, Jusuf Kalla atau Ma'ruf yang Tegur Amran Sulaiman soal Mafia Pangan?
ERA.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku kalau bukan Wakil Presiden Gibran Rakabuming yang menegurnya soal pemberantasan mafia pangan.
Dalam keterangannya kemarin, Amran mengatakan bahwa pengalaman tersebut terjadi di masa lalu, bukan dalam konteks Wakil Presiden saat ini. Diketahui, Amran menjadi Menteri Pertanian pertama kali sewaktu pemerintahan tertinggi negara dijabat Jokowi-Jusuf Kalla. Dia kembali menjadi Mentan pada 25 Oktober 2023-20 Oktober 2024 di era Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.
“Perlu saya klarifikasi, teguran itu terjadi dulu, bukan dari wapres saat ini. Dan dulu juga saya anggap sebagai teguran yang sangat positif. Itu justru membuat saya makin hati-hati dan makin berani dalam memberantas mafia pangan,” kata Amran.
Amran menegaskan bahwa Wapres Gibran justru mendukung langkah-langkah pemberantasan mafia pangan dan korupsi yang saat ini terus digencarkan oleh Kementerian Pertanian.
"Pak Gibran sangat mendukung. Presiden dan wapres solid mendukung kita untuk bersih-bersih pangan dan membela petani,” katanya menambahkan.
Mentan menjelaskan bahwa pernyataan dalam video itu ia sampaikan dalam konteks akademik sebagai refleksi atas pengalaman masa lalu dalam memperjuangkan ketahanan pangan nasional.
"Saya ingin menunjukkan bahwa dalam menghadapi mafia pangan, kita harus berani, dan keberanian itu harus dibarengi dukungan dari pemimpin kita. Dan selama ini, saya mendapat dukungan penuh dari para presiden dan wakil presiden, termasuk Presiden Prabowo dan Wapres Gibran hari ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa buah komitmen pemberantasan mafia pangan yang dilakukan presiden dan wakil presiden memberikan hasil signifikan di Kementan.
Sepanjang periode sebelumnya, 784 kasus mafia pangan berhasil diungkap, dengan 411 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus-kasus tersebut mencakup pelanggaran terkait pupuk, hortikultura, peternakan, hingga praktik curang dalam distribusi beras.
“Di internal Kementan pun, lebih dari 1.500 pegawai telah kami kenai (beri sanksi) demosi dan mutasi karena pelanggaran disiplin dan integritas. Ini adalah gerakan bersih-bersih yang kami lakukan tanpa pandang bulu,” ujarnya.
Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kementan melanjutkan langkah tegas, yakni tercatat 20 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 50 perusahaan tengah diproses hukum karena merugikan negara dan petani.
Amran mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan potongan video tersebut untuk memecah solidaritas pemerintah.
“Saya tegaskan, jangan coba-coba adu domba saya dengan wapres. Semua presiden dan wapres yang pernah saya dampingi, termasuk Wapres Gibran, punya semangat yang sama bersih-bersih mafia pangan dan bela petani,” ujarnya menegaskan.
Ia juga memberikan peringatan keras kepada para pelaku mafia dan simpatisan mereka agar tidak mengganggu stabilitas ketahanan pangan nasional.
“Saat ini jalan menuju swasembada terang benderang. Jangan kalian para mafia dan simpatisannya mengadu domba. Kami tegak lurus pada presiden dan wapres. Kami solid untuk kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia,” tutur Mentan.
Mentan menyebut bahwa Kementerian Pertanian akan terus memperkuat kerja sama dengan KPK, kepolisian, dan kejaksaan dalam membersihkan praktik mafia pangan dan menegakkan kebijakan pro-petani secara berkelanjutan di seluruh tanah air.
Sebelumnya Amran pernah ditegur wakil presiden karena menutup perusahaan milik mafia beras. Bukannya didukung, wapres itu malah menegurnya. Alasannya, perusahaan mafia beras tersebut milik pemain-pemain besar.
Informasi itu disampaikan Amran saat memberikan sambutan dalam wisuda di Universitas Hasanuddin, Makasssar, Kamis 10 April 2025. "Saya juga, kami pernah ditegur wakil presiden. Gara-gara ada mafia beras kami tutup perusahaannya ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya," kata Amran dipantau lewat Youtube Universitas Hasannudin pada Jumat, 18 April 2025.
Meski dimarahi, Amran justru berterima kasih atas tegurannya dan tetap teguh berkomitmen menutup perusahaan tersebut karena melanggar regulasi.