Hukuman Seumur Hidup Taipan Vietnam Disunat Jadi 30 Tahun, Ini Alasannya

ERA.id - Taipan properti Vietnam, Truong My Lan, mendapat keringanan hukuman atas kasus pencucian uang senilai 17 miliar dolar AS (Rp286 triliun). Hukuman Lan hanya menjadi 30 tahun penjara dari yang seharusnya seumur hidup.

Pengadilan banding di Kota Ho Chi Minh memutuskan bahwa hukuman seumur hidup yang dijatuhkan kepada Lan untuk tiga kejahatan yang dilakukannya dikurangi menjadi 30 tahun. Keringanan hukuman itu diputuskan setelah pengadilan banding mempertimbangkan kompensasi yang sudah dilakukan Lan kepada para korban.

"Lan memainkan peran Utama (tetapi) kami juga mempertimbangkan jumlah uang yang telah dihabiskan Lan untuk mengatasi konsekuensinya," kata hakim Pham Cong Muoi, dikutip AFP, Senin (21/4/2025).

Sebelumnya Lan dinyatakan kalah dalam gugatan terhadap hukuman mati dalam kasus terpisah di mana ia dinyatakan bersalah pada April tahun lalu karena mencuri uang dari Saigon Commercial Bank (SCB) dan penipuan senilai 27 milar dolar AS.

Saat itu, pengadilan banding memutuskan tidak ada dasar untuk mengurangi hukumannya. Namun pengadilan tidak menutup kemungkinan bahwa Lan bisa lolos dari hukuman mati jika ia mengembalikan tiga perempat dari aset yang dicuri.

"Sejak dipenjara, saya telah berusaha sebaik mungkin untuk mencari solusi terbaik untuk (menangani) proyek dan properti saya. Mohon akui usaha saya," kata Lan.

Wanita berusia 68 tahun itu dinyatakan bersalah atas pencucian uang senilai 17,7 miliar dolar AS dan perdagangan gelap lintas batas senilai 4,5 miliar dolar AS. Dia juga dinyatakan bersalah atas penipuan obligasi senilai 1,2 miliar dolar AS.

Selama persidangan Lan ditetapkan sebagai dalang yang melakukan kejahatan dengan metode canggih, berkali-kali yang menyebabkan konsekuensi sangat serius.

Selama persidangan pertamanya pada bulan April 2024, Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan sebesar 12,5 miliar dolar AS. Tetapi jaksa penuntut mengatakan kerugian yang disebabkan oleh penipuan tersebut mencapai 27 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar 6 persen dari PDB negara tersebut pada tahun 2023.

Di atas kertas, Lan hanya memiliki 5 persen saham di SCB, tetapi pengadilan menyimpulkan bahwa ia secara efektif mengendalikan lebih dari 90 persen melalui keluarga, teman, dan staf.

Puluhan ribu orang yang telah menginvestasikan tabungan mereka di bank tersebut kehilangan uang, yang memicu protes langka di negara komunis tersebut.