Australia Waspada Serangan COVID-19, Varian Baru Mulai Terdeteksi

ERA.id - Australia dihantui dengan varian baru dari COVID-19, NB.1.8.1, yang sebelumnya terdeteksi di China dan Hong Kong. Warga Austalia pun diminta untuk melakukan vaksinasi demi mencegah penularan.

Menteri Kesehatan Austalia Mark Butler mendorong warga Australia untuk mendapatkan vaksin penguat COVID setelah ditemukan varian baru. Varian ini merupakan mutasi dari virus sebelumnya, Omicron dan JN1 yang bisa menyebar dengan mudah.

"Saya menganjurkan, khususnya saat kita memasuki musim dingin, agar orang-orang mengingat kembali kapan terakhir kali mereka mendapatkan vaksin COVID," kata Butler kepada ABC News, Jumat (30/5/2025).

Anjuran vaksin ini, kata Butler, terutama diperuntukkan bagi warga usia lanjut. Namun siapapun warga Australia yang memenuhi syarat juga dianjurkan untuk mendapat vaksin secara gratis di apotek atau dokter umum setempat.

"Warga Australia yang lebih tua sangat dianjurkan dan direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin penguat itu. Namun, semua orang lainnya tentu memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin penguat COVID gratis, jika mereka belum mendapatkannya dalam 12 bulan terakhir di apotek atau dokter umum setempat," imbuhnya,

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah menetapkan variN NB.1.8.1 baru sebagai varian yang sedang dipantau dan sekarang menjadi varian dominan di China dan Hong Kong.

Ahli virologi Universitas Griffith, Profesor Associate Lara Herrero mengatakan varian baru itu mungkin juga dapat menyalip varian lain di Australia.

"Garis baru itu sekarang menjadi galur virus corona yang dominan di China dan Hong Kong dan, di Australia, kita melihatnya hampir di mana-mana," kata Herrero. 

"Ada prediksi bahwa ini mungkin mulai mengambil alih varian lain, tetapi ini masih awal, jadi kita akan menunggu dan melihat saja," sambungnya.

Selain itu, Herrero menilai banyak kasus yang sudah masuk lewat layanan gawat darurat, namun tidak dilaporkan sebagai kasus COVID-19. Hal ini lantaran pelaporan COVID tidak bersifat wajib.

Diketahui kasus COVID-19 di Australia mulai mengalami peningkatan sejak pertengahan Mei. Dalam enam bulan terakhir, hanya 6,6 persen orang dewasa yang telah menerima vaksin COVID. 

Sementara itu, terkait gejala yang dialami oleh penderita COVID varian baru, Herrero mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan gejala strain baru ini lebih buruk daripada varian lainnya.

"Kami masih melihat gejala yang sama seperti demam, batuk, pilek, sakit kepala, beberapa orang mengalami nyeri seluruh tubuh dan beberapa mengalami gejala gastrointestinal," katanya.

Lebih lanjut, ia mengimbau kepada masyarakat Australia agar selalu menjaga kebersihan, tidak pergi ke luar rumah bila tidak diperlukan, dan memakai masker bila sedang batuk atau flu.

"Kami memperkirakan lonjakan kasus selama beberapa minggu mendatang dengan perkiraan musim pernapasan musim dingin yang sangat sulit karena apa yang telah kita lihat di belahan bumi utara," pungkasnya.