Menurun dari Tahun Lalu, Kasus TB di DKI Jakarta Tembus 21.667
ERA.id - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus penyakit tuberkulosis (TB) di Jakarta mencapai 21.667 selama Januari hingga Mei 2025. Kasus ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Merujuk data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana mengatakan, jumlah kasus TB yang ditemukan di Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari hingga Mei 2024 tercatat sebanyak 27.396 kasus.
Sementara itu, pada periode yang sama di tahun 2025 (hingga 23 Mei), jumlah kasus yang ditemukan adalah 21.667 kasus.
"Perbedaan jumlah kasus antara kedua tahun ini mencerminkan dinamika dalam pelaksanaan program penanggulangan TB di Jakarta," katanya mengutip Antara, Minggu (1/6/2025).
Lalu, kata Ovi, peningkatan jumlah kasus yang ditemukan, seperti yang terjadi pada tahun 2024, bukan berarti terjadi peningkatan penularan secara mutlak. Hal ini melainkan dapat menjadi indikator positif dari semakin masifnya upaya penjaringan dan penemuan kasus aktif di masyarakat.
"Semakin banyak kasus yang terdeteksi secara dini, maka peluang untuk memutus rantai penularan dan mencapai eliminasi TB akan semakin besar," jelasnya.
Salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan TB, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginisiasi pembentukan Kampung Siaga TB. Saat ini, tercatat 274 Kampung Siaga TB yang sudah terbentuk.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan Kampung Siaga ini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan keterlibatan mereka terhadap penanggulangan tuberkulosis.
"Jadi 274 itu bukan berarti kampung dengan kasus TB terbanyak di Jakarta, tapi justru di situ yang menjadi permodelan bagaimana penanggulangan TB bisa dimulai dari masyarakat melibatkan semua unsur termasuk tokoh masyarakat dan pamong setempat juga selain unsur kesehatan," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
Lebih lanjut, ia berharap ke-274 Kampung Siaga TB nantinya dapat dikembangkan agar bisa direplikasi di semua RW yang ada di Jakarta untuk bersama-sama menanggulangi TB.