Waspada! Ini Prediksi Cuaca di 2018

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Memasuki awal tahun 2018, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia. Melansir situs BMKG, puncak musim hujan diprediksi berlangsung hingga Februari mendatang. 

Tak hanya hujan lebat, kilat dan angin kencang pun diramalkan akan mendatangi sejumlah wilayah di tanah air seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung. 

Dilanjutkan dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah bagian Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Gorontalo, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Untuk itu, BMKG memperingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk mewaspadai dampak yang ditimbulkan, terutama untuk daerah-daerah yang rentan banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, dan pohon tumbang. Khusunya wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali-Nusra, mengingat peluang curah hujan ekstrim pada bulan-bulan tersebut akan semakin meningkat.

Pada Desember 2017 lalu, sebanyak 93,27 persen wilayah Indonesia memasuki musim penghujan, dan sisanya 6,73 persen masih mengalami musim kemarau yang sifatnya lokal seperti Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan Maluku.

Untuk Bulan Desember puncak musim hujan terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sementara untuk Januari 2018, puncak musim hujan terjadi di sejumlah wilayah seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua, khususnya bagian tengah sekitar pegunungan Jayawijaya, serta untuk wilayah lainnya di bulan Februari 2018.

Pada awal tahun 1-7 Januari 2018 konsentrasi hujan sedang hingga lebat diramalkan akan berlangsung di wilayah Aceh, Pesisir Barat Sumatera, Jawa tengah, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan NTT.

Ini yang Harus Dilakukan Saat Cuaca Ekstrem

Tak hanya hujan lebat yang akan mengunjungi sejumlah wilayah di Indonesia, BMKG juga mengingatkan untuk mewaspadai potensi angin kencang yang dapat mencapai lebih dari 20 knot (lebih dari 36 km/jam). 

Angin kencang ini berpengaruh pada gelombang tinggi seperti di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara, dengan tinggi gelombang mencapai 6-7 meter.

Untuk itu, BMKG mengimbau untuk mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor, terutama di daerah dataran rendah, cekungan, bantaran sungai, perbukitan, lereng, dan pegunungan.

Waspadai terhadap potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun papan reklame, atau baliho tumbang serta yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil.

Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat. Waspada peningkatan ketinggian gelombang laut, dan menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.

Terkait gempa bumi, BMKG mencatat sebanyak 4.500 kali gempa bumi terjadi setiap tahunnya. Di antaranya gempa bumi dengan magnitude 5 atau lebih yang sifatnya mulai merusak terjadi sebanyak rata-rata 360 kali per tahun. Sebagai langkah pengurangan resiko dampak gempa bumi dan tsunami, mengharapkan masyarakat agar lebih siap sebelum terjadinya gempa maupun tsunami, termasuk struktur bangunan.

Tag: