Teror OTK Sasar Lima Kampus di Makassar, Polisi Selidiki Pemicu dan Dalangnya
ERA.id - Rombongan orang tak dikenal (OTK) menyisir lima kampus di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/7/2025) lalu. Mereka datang bergerombol menggunakan sepeda motor, beberapa mengenakan masker hingga topeng, dan membawa senjata tajam serta anak panah.
Polisi menduga aksi ini berkaitan dengan penikaman seorang aktivis mahasiswa berinisial K yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
"Ada kemungkinan hubungannya dengan kejadian penikaman di Karunrung itu," ujar Kasat Intelkam Polrestabes Makassar Kompol Asdar, Jumat (25/7/2025) kemarin.
Aktivis K sebelumnya menjadi korban penikaman oleh OTK di Jalan Karunrung, Makassar, pada Selasa (16/7/2025) lalu. Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut karena pelaku belum tertangkap.
"Pelaku masih kami cari, sementara kita dalami juga keterkaitan antara penikaman dengan aksi di lima kampus ini," jelas Asdar.
Lima kampus yang disatroni OTK yakni Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Dipanegara (Undipa), dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh).
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana membenarkan pihaknya tengah menyelidiki siapa yang menggerakkan rombongan tersebut. Ia memastikan situasi di kota Makassar masih tetap terkendali.
"Sampai sekarang kami masih menanyakan siapa mereka, siapa yang menggerakkan mereka. Tapi yang pasti situasi tetap kondusif," kata Arya, Sabtu (26/7/2025).
Ia tak menampik adanya riwayat pertikaian antara dua kelompok mahasiswa di Makassar. Namun menurutnya, kedua pihak telah berdamai sejak tahun lalu dan tidak menunjukkan tanda-tanda konflik kembali.
"Mereka-mereka ini enggak pernah melakukan upaya untuk memperbesar keresahan," ujarnya.
Aksi teror OTK di kampus ini juga beriringan dengan munculnya spanduk provokatif bertuliskan ajakan perang terbuka terhadap salah satu organisasi daerah. Spanduk tersebut terpasang di Flyover Jalan Urip Sumoharjo Makassar pada hari yang sama.
"Terkait pamflet ajakan perang itu, kami sedang menyelidiki siapa yang menaruhnya. Rekaman CCTV di lokasi sudah kami cek," kata Arya.
Ia menegaskan, siapa pun pelakunya akan ditindak tegas karena spanduk itu dianggap sebagai provokasi yang bisa memicu konflik horizontal.