Imunisasi Rendah, Ratusan Anak di Pamekasan Kena Campak, Satu Meninggal

ERA.id - Pasien balita yang dirawat di salah satu puskesmas di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur meninggal dunia, Rabu kemarin. Dia diduga terkena campak.

"Pasien yang meninggal dunia ini berusia empat tahun. Kami menyebut sebagai terduga campak, karena hasil uji laboratorium belum keluar," kata Plt Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Avira Sulistyowati di Pamekasan, Rabu.

Ia menjelaskan, pasien balita diduga terpapar campak berdasarkan deteksi awal petugas medis dari gejala yang dialami.

Menurut dia, balita itu mengalami demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah mirip flu. Kemudian, muncul bercak koplik atau bintik putih kecil di dalam mulut dan sebelum ruam merah khas campak menyebar ke seluruh tubuh 3-5 hari setelah gejala awal muncul.

"Dan bintik-bintik kecil berwarna putih atau keabu-abuan dengan dasar merah, yang muncul di dalam pipi atau mulut," katanya.

Berdasarkan gejala-gejala ini, maka tim medis yang menangani kasus tersebut menduga bahwa anak tersebut terpapar campak.

"Karena itu, untuk memastikan apakah positif campak atau bukan, maka Dinkes melakukan uji laboratorium" kata Avira.

Saat ini, warga Pamekasan yang terdata positif campak sebanyak sebanyak 123 anak dari total terduga sebanyak 261 anak.

Avira menjelaskan tingginya kasus campak di Pamekasan itu akibat rendahnya imunisasi.

Dinkes Pamekasan, sambung dia, sudah mengimunisasi sejak 20 Agustus 2025 untuk mencegah penyebaran penyakit itu dengan total jumlah sasaran sebanyak 5.016 anak.

Jumlah anak yang positif kasus campak di Pamekasan kali ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Pada 2024, anak yang positif menderita campak sebanyak 25 anak.