Polisi Akui Cuma Nonton dari Jauh Saat Gedung DPRD Makassar Dibakar

ERA.id - Gedung DPRD Makassar dibakat saat aksi unjuk rasa berujung ricuh pada Jumat (29/8/2025). Peristiwa itu memicu pertanyaan publik mengenai keberadaan polisi sampai tak bisa mencegah insiden yang membuat beberapa orang tewas.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, membantah anggapan polisi sengaja menghilang. Ia menegaskan aparat tetap berada di lapangan, tapi tidak dapat menghalau massa yang jumlahnya membludak.

“Polisi ada. Kami berada di pos lantas flyover yang dibakar dan dilempari bom molotov. Di DPRD juga ada anggota POM. Namun karena massa cukup banyak dan peralatan kami terbatas, kami memutuskan untuk memantau dari jauh,” jelas Arya, Senin (1/9/2025) kemarin.

Menurutnya, sebelum situasi memanas, polisi telah meminta bantuan TNI. Namun kepadatan massa yang mencapai lebih dari 3.000 orang membuat pergerakan TNI maupun pemadam kebakaran terhambat.

“Bantuan dari polisi juga terpecah di beberapa titik sehingga tidak memungkinkan melakukan penghalauan terhadap massa yang sudah anarkis,” katanya.

Arya juga menanggapi pertanyaan publik mengenai alasan aksi kali ini dibiarkan berlangsung lebih lama dari biasanya. Jika biasanya dibubarkan pukul 18.00 WITA, kali ini polisi memberi kelonggaran.

“Kami sudah imbau. Walau sudah lewat jam 6, karena jumlah massa cukup besar dan masih berorasi, kami beri kesempatan. Tapi kondisi itu dimanfaatkan pihak-pihak yang sejak awal memang berniat rusuh,” ucapnya.

Namun, berdasarkan pantauan penulis di lokasi, aparat kepolisian sama sekali tidak terlihat saat massa mulai membakar Gedung DPRD Makassar. Kondisi itu membuat api cepat membesar dan aksi perusakan tak bisa dihalau.

Ia menegaskan kepolisian tidak pernah sengaja meninggalkan lokasi, namun kondisi massa yang masif membuat aparat hanya bisa melakukan pemantauan bersama TNI.

“Hari itu massa sudah lebih dari 3.000 orang dan kondisinya anarkis. Itu sebabnya kami memilih memantau,” pungkas Arya.