Polisi Tuduh Motif Siswa yang Ledakkan SMAN 72 Jakarta Terinspirasi Aksi Terorisme
ERA.id - Seorang siswa ditangkap usai meledakkan SMAN 72 Jakarta. Densus 88 Antiteror Polri mengungkap aksi pengeboman ini bukan termasuk aksi terorisme.
"Tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan oleh ABH (anak berkonflik dengan hukum). Jadi murni tindakan kriminal umum," kata PPID Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).
Mayndra menjelaskan situasi dunia saat ini penuh dengan fenomena global, termasuk aksi terorisme. Dari kejadian global ini, seseorang bisa terpapar aliran kekerasan dari berkembangnya komunikasi transnasional di dunia maya. Siswa ini diduga terinspirasi tindakan kekerasan dan terorisme yang terjadi di dunia sehingga mengebom.
"Jadi kalau rekan-rekan lihat di dalam senjata airsoft gun (yang dibawa pelaku) di permukaannya ditulis berbagai macam nama tokoh (teroris) maupun ideologi yang berkembang, hampir di beberapa benua, yaitu di eropa maupun di Amerika," tuturnya.
"Akan tetapi sekali lagi yang bersangkutan hanya melakukan copy cat atau peniruan saja, karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan," sambungnya.
ABH ini membawa tujuh bom saat kejadian, di mana empat di antaranya meledak hingga menyebabkan puluhan orang luka-luka.
Sebelumnya, satu di antara lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dilakukan oleh siswa di sekolah tersebut, ada di sekitar masjid. Polisi mengatakan pelaku anak ini tidak terafiliasi jaringan terorisme.
"Apakah ada kaitan dengan pelaku teror? Nah kita juga ingin meluruskan ya, kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti islam," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Senin (10/11).
Polisi menduga salah satu faktor yang memicu tindakan pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta adalah kurangnya perhatian dari keluarga. "Jadi jangan sampai dipikirkan, oh ini menjadi anti islam, terus ataupun ini memang perbuatan murni berangkat dari dirinya sendiri," tambahnya.
Mantan Kapolres Malang Kota ini menyebut pelaku anak ini belum dapat dimintai keterangan secara menyeluruh karena masih dirawat di RS Polri Kramat Jati. Polisi juga telah menggeledah rumah siswa tersebut. Sejumlah barang bukti mulai dari buku hingga dokumen-dokumen disita untuk diteliti.
Orang tua pelaku pun telah dimintai keterangan. Namun, Budi enggan mengungkapkan materi pemeriksaan terhadap orang tua pelaku. Dia hanya menyebut orang tua pelaku bekerja sebagai pegawai swasta.
Perwira menengah Polri ini kemudian mengamini jika pelaku membawa tujuh bom saat kejadian, di mana empat di antaranya meledak. "Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan, tetapi tidak secara frontal (yang diungkapkan pelaku). Menyampaikan dengan tulisan, gambaran-gambaran," imbuhnya.