Bahlil Asyik Ngomong Koalisi Kekuasaan Saat Bencana, PKB: Pernyataannya Kurang Tepat

ERA.id - Ketua Fraksi PKB DPR RI, Jazilul Fawaid meminta seluruh partai politik memprioritaskan penanganan bencana banjir dan longsor di Sumatera, daripada membahas wacana koalisi permanen.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi usulan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengenai pembentukan koalisi permanen yang disampaikan di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Gus Jazil, Senin kemarin menilai, pernyataan Bahlil kurang tepat dari sisi momentum.

"Kami menghargai dinamika politik, tetapi melihat situasi hari ini, baiknya semua pihak fokus dulu pada upaya penanganan bencana di Sumatra. Hampir seribu warga meninggal dunia, ratusan masih hilang, dan puluhan ribu orang kehilangan rumah dan hidup di pengungsian. Rasanya kurang pas jika kita meributkan soal keberlanjutan kekuasaan dan koalisi permanen," ujarnya.

Untuk diketahui, bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh telah menyebabkan kerusakan luas.

Ratusan kilometer jalan dan jembatan terputus, belasan rumah sakit dan fasilitas kesehatan tidak lagi berfungsi serta ratusan sekolah rusak dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyampaikan bahwa pemulihan total wilayah terdampak membutuhkan anggaran hingga Rp51 triliun.

"Dalam situasi nasional yang sangat berat ini, seharusnya seluruh kekuatan politik bersatu membantu rakyat, bukan justru memperdebatkan koalisi permanen atau tidak permanen," kata Gus Jazil.

Ia menegaskan kondisi koalisi partai pendukung pemerintah saat ini kokoh, tidak ada partai politik yang keluar dari koridor kebijakan Presiden Prabowo.

"Jika ada persoalan, itu hanya soal komunikasi dan bisa diselesaikan bersama. Jadi, kalau kemudian ada reaksi berlebihan hingga menariknya ke isu komitmen koalisi terhadap pemerintahan, menurut kami itu terlalu jauh," tuturnya.

PKB menilai seluruh sumber daya nasional harus diarahkan untuk menuntaskan masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi wilayah bencana di Sumatera. Selain pemulihan, PKB mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih tinggi.

"BMKG menyampaikan cuaca ekstrem masih akan terjadi dalam waktu dekat. Semua pihak harus siaga dan mengantisipasi kemungkinan bencana hidrometeorologis besar seperti yang menimpa Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat," katanya.

Wakil Ketua Umum DPP PKB itu menekankan bahwa PKB akan terus mengawal penanganan bencana. "Prioritas utama kita hari ini adalah keselamatan rakyat dan percepatan pemulihan Sumatera. Setelah itu, urusan politik bisa dibicarakan kembali pada waktunya," ujarnya.