Bahlil Sentil SPBU Swasta yang Tidak Patuh Aturan: Tunggu Tanggal Mainnya

ERA.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memperingatkan badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta untuk menaati aturan negara, termasuk soal kuota impor bahan bakar minyak (BBM).

"Badan swasta yang mencoba-coba untuk mengatur dan melawan negara, tidak menaati aturan negara, ya tunggu tanggal mainnya," ujar Bahlil, dikutip Antara, Jumat (19/12/2025).

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika disinggung soal penetapan kuota impor bagi badan usaha swasta pengelola SPBU swasta. Bahlil menyampaikan kepada SPBU swasta yang tertib dan menaati aturan, pemerintah sudah menghitung berapa jumlah kuota impor yang akan diberikan.

"Kalau yang tidak tertib, belum saya hitung. Nanti saya sampaikan, masih diatur," tegasnya.

Akan tetapi, ketika didesak terkait badan usaha yang mana yang tidak menaati aturan, Bahlil menolak untuk mengungkapkan.

"Kamu kan tahu," ucap dia ke wartawan.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memutuskan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) 2026 untuk badan usaha pengelola SPBU swasta, seperti Shell, BP, Vivo, dan ExxonMobil pada pekan depan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa dirinya sudah rapat dengan jajaran Direktorat Jenderal Migas untuk merumuskan opsi-opsi ihwal impor BBM untuk SPBU swasta. Nantinya, Laode akan menjabarkan opsi-opsi tersebut kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Bahlil akan mengambil keputusan untuk menetapkan opsi mana yang diberlakukan dalam hal impor BBM SPBU swasta pada 2026. Adapun salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penambahan kuota impor sebesar 10 persen dari kuota impor pada 2025.

Kebijakan tersebut sudah diberlakukan pemerintah pada 2025, yakni menambah kuota impor sebesar 10 persen dari 2024. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, sejumlah SPBU swasta, yakni Shell dan BP, kehabisan kuota impor pada pertengahan Agustus 2025, dan SPBU Vivo menyusul pada Oktober 2025.

Solusi yang ditawarkan oleh Kementerian ESDM kepada SPBU swasta yang kehabisan kuota impor adalah melakukan kolaborasi antarbisnis dengan Pertamina Patra Niaga. Badan usaha pengelola SPBU swasta lantas mengimpor menggunakan kuota impor milik perusahaan migas plat merah tersebut.

Stok BBM jenis RON 92 untuk SPBU BP pulih pada akhir Oktober 2025. Pemulihan stok BBM jenis RON 92 disusul oleh SPBU Vivo (pada akhir November 2025), dan yang terakhir adalah stok BBM SPBU Shell (pada awal Desember 2025).