Jokowi: Saya Bukan Diktator
Jakarta, era.id - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) mendapat hadiah dari para alumni Universitas Trisakti yang mendeklarasikan dukungannya terhadap paslon 01 di Pilpres 2019.
Hadiah itu berupa jaket bertuliskan: Suara Reformasi dan sebuah pelantang berwarna merah diberikan oleh Ketua Alumni Trisakti pendukung Jokowi Muhanto Hatta.
Bergaya bak orator dalam sebuah demo gerakan mahasiswa, Jokowi kemudian mengangkat pelantang itu. Sontak, hal ini membuat para alumni Trisakti dan para peserta deklarasi lainnya bersorak.
"Saudara-saudara sekalian, saya bukan diktator. Saya juga bukan pelanggar HAM, dan saya juga bukan...," kata Jokowi di atas panggung acara deklarasi alumni Universitas Trisakti yang digelar di Basket Hall, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2/2019).
"... Penculik!" seru para peserta deklarasi yang menyelesaikan kalimat Jokowi.
Suasana cukup riuh saat itu. Capres petahana itu kemudian melanjutkan pernyataannya. Masih menggunakan pelantang, dia bilang, dirinya tak punya beban masa lalu.
"Saya tidak memiliki beban masa lalu. Itu saja dan terima kasih atas pemberian megaphone ini kepada saya," ungkap dia.
Jokowi kemudian meletakkan pelantang merah tersebut. Kemudian melanjutkan orasinya menggunakan standing-mic biasa. Dalam orasinya, Jokowi bilang, ia tak ingin kejadian tragedi Trisakti tahun 1998 kembali terjadi.
Apalagi, sebelum menyampaikan orasinya, Jokowi bersama para peserta deklarasi yang hadir sempat menyaksikan dokumenter tragedi Trisakti 12 Mei 1998 yang dibuat sutradara kawakan Nia Dinata.
"Kita tidak ingin peristiwa seperti itu, turbulensi politik seperti itu hadir lagi di negeri yang kita cintai ini," jelas Jokowi.
Mematangkan demokrasi
Pria yang maju didampingi Ma'ruf Amin ini juga menitipkan pesan kepada alumni. Ia meminta agar demokrasi harus makin matang supaya kejadian tersebut tidak terulang kembali. Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut jika Universitas Trisakti punya andil besar dalam masa reformasi.
"Demokrasi kita harus semakin matang, semakin dewasa, sehingga tidak ada lagi korban-korban seperti '98 yang itu merupakan sebuah peringatan kepada kita semuanya. Dan Trisakti memberikan kontribusi besar pada reformasi yang dimulai di '98 lalu," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan peserta deklarasi yang hadir untuk terus menjaga persatuan di antara masyarakat. Apalagi Indonesia, terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
"Inilah kekayaan Indonesia yang harus terus kita rawat, kita jaga, kita pelihara. Karena asset terbesar negara ini adalah persatuan, kerukunan. Dan persaudaran di antara kita sebagai sebuah bangsa besar, sebuah saudara sebangsa dan setanah air," katanya.
Supaya kalian tahu, acara ini tak hanya dihadiri oleh para alumni Trisakti saja. Sebab, beberapa alumni pendukung Jokowi dari kampus besar di Indonesia seperti Institut Teknik Bandung (ITB), Institut Teknik Surabaya (ITS), Universitas Gajah Mada (UGM), dan beberapa kampus serta komunitas lainnya pun ikut serta dalam deklarasi tersebut.
Tak hanya itu petinggi TKN juga tampak hadir di sana, seperti anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Pramono Anung; Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir; Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Abdul Kadir Karding; Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Ipang Wahid.
Selain itu tampak juga Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, anak Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid yaitu Yenny Wahid, dan konduktor musik Addie MS yang diketahui juga sebagai pendukung Jokowi.