Pekan Depan, Pangeran Salman Kunjungi Indonesia
"Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan tiba di Indonesia pada 19 Februari 2019 dan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo," kutip dari Antara, Jumat (15/2/2019).
Putra mahkota berusia 33 tahun itu dijadwalkan bakal mengunjungi Indonesia selama dua hari, dengan Jakarta tidak memberikan rincian kunjungannya.
Terakhir kali MBS mengunjungi Indonesia adalah pada 2017 bersama ayahnya Raja Salman. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi menandatangani sejumlah kesepakatan antara lain pembiayaan proyek pembangunan terkait infrastruktur hingga perdagangan.
Kemudian kerja sama di sektor minyak dan gas antara Pertamina dengan perusahaan Saudi Aramco yang mencapai Rp80 triliun.
Menurut laporan kantor berita Arab Saudi mengatakan, para pejabat negara arab akan membahas sejumlah investasi dengan China, Korea Selatan, dan Indonesia di sektor layanan kesehatan dan telekomunikasi. Meskipun demikian, media pemerintah itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya di sela kunjungan menghadiri KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11), Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Salman untuk membahas kerja sama bilateral kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara itu antara lain membicarakan pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah. Arab Saudi menanamkan modal senilai Rp86 triliun atau enam miliar dolar AS pada kilang itu.
"Kita (Indonesia dan Arab Saudi) 'kan sudah ada perjanjian untuk membangun kilang minyak di Cilacap, investasinya cukup besar sekitar enam miliar dolar. Jadi mereka minta dipercepat untuk dimulainya," kata Wapres JK.
Kunjungan pekan depan itu, juga menjadi sorotan media internasional. Terlebih pada November lalu, Raja Salman juga menggelar kunjungan daerah ke penjuru negeri bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan meluncurkan proyek pembangunan bernilai triliunan rupiah.
Langkah itu dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki citra penerusnya setelah muncul keraguan akibat skandal pembunuhan Jamal Khashoggi.