Kubu Jokowi: Kubu Prabowo Panik
"Itu adalah kepanikan dan salah satu daya dorong dengan memberikan harapan. Termasuk harapannya adalah sharing of power di kabinet," kata Johnny di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2019).
Kepanikan ini, kata Johnny, terjadi karena stagnannya dukungan yang didapat Prabowo-Sandiaga. Apalagi, saat ini selisih elektabilitas antara paslon 01 dengan paslon 02 berkisar pada angka 20 persen dari hasil berbagai survei.
Sehingga, dengan adanya iming-iming sejumlah nama di kabinet yang akan dibentuk oleh Prabowo-Sandiaga, dianggap Sekjen Partai NasDem itu dapat menambah daya gebrak dari partai pengusung mereka.
"Memberikan iming-iming akan ada calon menteri yang nanti akan menduduki kabinet dengan harapan lebih bersemangat. Khususnya barangkali representasi partai-partai politiknya," ungkap Johnny.
Meski begitu, Johnny menerangkan, kubu Jokowi santai dengan adanya nama-nama yang muncul sebagai menteri di kubu paslon 02.
"Di situlah bedanya antara kabinet yang akan dibentuk oleh Pak Jokowi-Ma'aruf bila amanah diberikan. Yaitu yang berbasis pada kompetensi dan kebutuhan Indonesia pada saat yang tepat," ujarnya.
Johnny menyebut, saat ini fokus utama TKN adalah memenangkan Pilpres 2019 dan mempertahankan selisih suara yang besar sesuai target internal mereka.
Sementara, terkait susunan menteri di kabinet, Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan siapapun yang akan dipilih oleh Jokowi harus punya kultur yang sama dengan petahana tersebut.
Kultur yang dimaksud adalah dengan selalu memperhatikan aspirasi masyarakat dan mampu turun ke lapangan untuk melihat kebijakan yang sudah diambilnya.
"Karena menteri adalah seseorang yang menguasai hal ihkwal kementerian yang dipimpinnya. Apalagi, dia bukan pegawai tinggi biasa tetapi kedudukannya membantu presiden," kata Hasto.
Meski begitu, Sekjen PDI Perjuangan ini meyakini, Jokowi sudah punya gambaran terkait menteri yang akan diajak nanti. Apalagi, sebagai orang yang telah menjalankan pemerintahan selama empat tahun, menurut Hasto, refrensi nama calon menteri sudah ada.
"Karena apapun komitmen terhadap rakyat dapat dilihat dari seluruh gagasan, visi, misinya untuk rakyat dan pada negara," tutupnya.