Milenial Disarankan Terapkan Gaya Hidup Sehat
"Faktor risiko hipertensi berawal dari gaya hidup tidak sehat yang banyak dilakukan generasi milenial yakni mereka yang berusia 15 tahun ke atas," katanya di Jakarta, dilansir Antara, Sabtu (23/2/2019).
Kata dia, gaya hidup yang dimaksud tersebut adalah gaya hidup yang instan akibat kemajuan teknologi yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas fisik bahkan olahraga, juga merokok dan juga memakan makanan cepat saji.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi aktivitas fisik yang berkurang juga melonjak dari 26,1 persen hingga 33,5 persen serta prevalensi merokok pada remaja usia 10 tahun hingga 18 tahun meningkat dari 7,2 persen hingga mencapai 9,1 persen.
Tidak hanya itu saja, ia juga mengatakan bahwa selain gaya hidup, faktor psikososial juga meningkatkan risiko hipertensi, seperti stres berlebih, sikap tidak sabar atau masalah dengan rekan juga meningkatkan risiko hipertensi.
Selain faktor-faktor tersebut, obat-obatan juga dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah, yaitu seperti obat penghilang rasa nyeri, seperti ibuprofen, obat hormon, seperti pil kontrasepsi, obat penurun badan yang biasa dikonsumsi oleh kaum milenial, hingga agen stimulan seperti nikotin.
Hipertensi disebut sebagai pembunuh yang tiba-tiba dikarenakan penyakit tersebut tidak menimbulkan tanda-tanda khusus. Oleh karena itu dia mengimbau masyarakat untuk lebih sadar akan penyakit tersebut.
"Karena jika tidak sadar akan faktor risiko yang ada, maka dapat menimbulkan penyakit berat lain, seperti gagal ginjal, stroke dan jantung," tambahnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau para kaum muda untuk lebih sadar akan hipertensi dan mencegahnya, seperti mengurangi konsumsi garam dan makanan cepat saji, memperbanyak aktivitas fisik dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.