Mampukah MRT Pangkas Kemacetan Ibu Kota?
Masalah kemacetan itu memang tidak bisa dianggap enteng. Data yang dihimpun oleh Study on Integrated Transportation Master Plan (SITRAMP II) memprediksi, Jakarta akan mengalami kemacetan total pada tahun 2020.
Kondisi itu terjadi karena pertumbuhan jalan kurang dari satu persen per tahun, sementara laju kendaraan yang ada mencapai seribu kendaraan setiap harinya. Bahkan dari kemacetan itu bisa mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp65 triliun, yang terdiri dari nilai waktu yang terbuang, pemborosan bahan bakar, dan biaya kesehatan.
Ilustrasi (Pixabay)
Kepala Departemen Business and Development MRT Seno Pranata mengatakan, MRT merupakan salah satu solusi yang layak untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. "Saya yakin pembangunan MRT ini mampu mengalihkan kebiasaan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih ke moda transportasi publik," kata Seno.
Seno memaparkan fungsi utama MRT ada tiga, yakni meningkatkan pembangunan infrastruktur dan konstruksi; pengembangan bisnis, meningkatkan operasi dan keseimbangan.
Nantinya MRT akan melayani rute Lebak Bulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI). Dengan tersedianya MRT sebagai transportasi publik alternatif, diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat yang lebih memilih membawa kendaraan pribadi ketimbang menggunakan transportasi umum.
Indonesia, khususnya Jakarta memang memiliki catatan kemacetan yang memprihatinkan. Menurut riset Inrix 2017 Traffic Sorecard seperti dikutip Kompas menyebut, Jakarta berada di peringkat 12 dalam daftar kota-kota termacet di dunia. Para penyintas korban kemacetan Jakarta, menurut riset itu dalam setahun, lamanya waktu yang dirasakan dalam setahun rata-rata mencapai 63 jam dengan porsi 20 persen.
Menurut Seno, salah satu faktor yang membuat Jakarta macet akut yakni masih banyak warga yang memilih menggunakan kendaraan pribadi karena ketidaknyamanan yang disediakan oleh transportasi umum, misalnya lamanya waktu tunggu, serta kondisi angkutan yang tidak layak.
MRT Jakarta. (Twitter @mrtjakarta)
"Dengan menggunakan MRT sebagai transportasi massal, diharapkan jumlah penumpang yang diangkut akan lebih banyak, serta rute yang dijangkau juga lebih luas,” katanya.
Supaya kamu tahu, rute MRT yang melintang dari Rute Lebak Bulus-Bundaran HI melintas sepanjang 16 kilometer, dan akan melewati 13 stasiun. Perjalanan tersebut terbagi menjadi dua jalur, yakni jalur bawah tanah dan jalur layang.
Selain itu, yang penting untuk diketahui adalah kapasitas per kereta yakni 332 orang. Sementara dalam satu rangkaian terdiri dari 6 kereta dan jika ditotal per satu rangkaian MRT dapat menampung sebanyak 1.950 orang.
Oleh karena itu, perusahaan mermperkirakan bisa mengangkut lebih dari 174 ribu orang setiap harinya. Jumlah yang tidak bisa dibilang kecil apalagi dalam upaya untuk mengurangi kemacetan Ibu Kota.